Tahun 2012 pernah jadi sangat penting dan membuat ketar-ketir gara -gara muncul film Hollywood bertema kiamat, '2012'.
Film besutan sutradara Roland Emmerich itu memanfaatkan mitos akhir penanggalan Bangsa Maya, 21 Desember 2012, sebagai hari kehancuran dunia.
Saat ini, tahun 2012 kembali disebut-sebut gara-gara terbit buku berjudul "Calendars and Years II: Astronomy and Time in the Ancient and Medieval World" (Kalender dan Tahun II: Astronomi dan Waktu di Dunia Kuno dan Abad Pertengahan) terbitan tahun 2010.
Namun, jangankan soal kebenaran ramalan kiamat. Buku itu malah mengungkap perhitungan akhir kalender 'Long Count' Maya diduga kuat tidak akurat. Selisihnya bisa 50 sampai 60 tahun.
Bagaimana bisa?
Isu besarnya, saat meneliti kalender kuno, arkeolog berusaha mengkorelasikan frame waktu mereka dengan kalender modern (Gregorian).
Misalnya, momentum-momentum penting Bangsa Maya seperti kelaparan perang, perayaan agama -- diterjemahkan dalam format hari/bulan/ tahun masa kini.
Para ahli Maya berusaha menemukan momentum penting yang bisa menghubungkan kelender 'Long Count' dengan Gregorian.
Untuk itu, para ilmuwan Maya menggunakan faktor korelasi yang dinamakan 'Konstanta GMT'. Inisial GMT didapatkan dari nama penemunya -- Joseph Goodman, Juan Martinez-Hernandez, dan J. Eric S. Thompson.
Adalah profesor Gerardo Aldana dari dari University of California, Santa Barbara yang mempertanyakan validitas korelasi -- berdasarkan adanya miskorelasi peristiwa astronomi di masa lalu.
Aldana menuliskan hal itu dalam bab khusus di buku "Calendars and Years II: Astronomy and Time in the Ancient and Medieval World"
Kata dia, Bangsa Maya adalah astronom yang canggih di jamannya. Mereka juga teliti merekam kejadian di langit saat malam hari.
Bangsa Maya mendokumentasikan fase Bulan, gerhana, dan bahkan melacak pergerakan Planet Venus. Catatan mereka memungkinkan mereka untuk memperkirakan siklus astronomi masa depan dengan akurasi besar.
Menurut Aldana, meski GMT menggunakan sumber bukti astronomi, arkeologi, sejarah untuk mengkorelasikan 'Long Count' dengan kalender modern, ada keraguan ketika bukti-bukti itu ditafsirkan dari artefak Maya kuno dan teks kolonial.
Misalnya, peristiwa penting, tanggal pertempuran yang ditetapkan penguasa Dos pilas (situs Maya di Guatemala). Penguasa Balaj Chan K’awiil memilih tanggal ini berdasarkan penampakan 'Chak Ek'.
Oleh arkeolog Stockholm University, Johan Normark, 'Chak Ek' diartikan sebagai Venus. Namun, Aldana dalam studinya menentang hal itu. Kata dia, 'Chak Ek' adalah meteor.
Bayangkan, jika kejadian dikorelasikan dengan Venus tapi sejatinya itu berkaitan dengan peristiwa acak seperti halnya penampakan meteorit? Jelas hasil dari menghubung-hubungkan waktu dalam kalender Maya dengan kalender modern acak-acakan dan pasti selisih.
Dalam tulisannya, Aldana menyajikan beberapa alasan mengapa konstanta GMT tak bisa diandalkan. Dia bukan orang pertama yang meragukannya.
Namun, penelitian lebih lanjut seperti penentuan waktu dengan radiokarbon perlu dilakukan untuk mendukung dalilnya. Jadi, masih percaya kiamat bakal terjadi 2012 ?
#tetep aja cuma Tuhan yang tau kapan terjadi kiamat
sumber: http://blognyajose.blogspot.com/2010/10/ternyata-kita-salah-hitung-kiamat.html
Jumat, 22 Oktober 2010
Ilmuwan Salah Hitung, 'Kiamat' Bangsa Maya Bukan 2012
Diposting oleh ojheey'sBLOG di 04.43 0 komentar
Senin, 18 Oktober 2010
Meteor : Apa dan Bagaimana ?
Apa sebenaarnya meteor itu? Dari mana datangnya? dan bagaimana mensikapinya?
Pada keadaan normal, fenomena meteor bukanlah barang yang menakutkan, justru seringkali ditunggu-tunggu orang karena keindahannya. Langit menjadi tampak indah dan dinamis terutama ketika sedang terjadi hujan meteor.
“Dalang” bagi munculnya fenomena Meteor adalah satu benda langit yang bernama Meteorida. Meteorida merupakan benda-benda kecil yang mengelilingi matahari, keberadaannya baru diketahui ketika benda tersebut memasuki atmosfir bumi dan memanas karena gesekan. Uap bercahaya yang dihasilkan nampak seperti bintang yang bergerak (jatuh) di langit, gejala inilah yang kemudian dikenal sebagai fenomena meteor. Jadi meteor lebih merupakan peristiwa, bukan benda. Tepatnya peristiwa terbakarnya batu-batu dari langit akibat gesekan dengan molekul atmosfer.
Berdasarkan asal-usulnya, meteor dibedakan menjadi tiga jenis, yakni:
- Meteorid Asteroidal/keplanetan: Berasal dari pecahan asteroida, orbit elips dengan periode pendek, terjadinya sewaktu-waktu atau sporadis (tidak memiliki pola periode tertentu). Asteroida adalah planet kecil/minor dengan ukuran hanya beberapa km, paling banyak dijumpai antara orbit mars dan jupiter. Jika benda-benda kecil ini terjebak masuk dalam atmosfer bumi, maka benda tersebut akan terbakar (karena bergesekan dengan atmosfir) dan memunculkan fenomena meteor.
- Meteorid Kekometan: Berasal dari hancuran komet dengan orbit elips yang sangat pipih dan sering berimpit dengan orbit bekas komet tertentu. Bila bumi memotong orbit kelompok meteorid ini akan terjadi hujan meteor. Hal ini karena jumlah meteorida yang begitu banyak. Meteor jenis ini dapat diprediksi kemunculanya.
- Meteorid Parabolis: Benda kecil yang asal mulanya belum diketahui, tetapi masuk anggota tata surya. Orbitnya mungkin terganggu oleh planet lain, sehingga masuk dalam atmosfir bumi, terbakar dan jadilah fenomena meteor.
Diposting oleh ojheey'sBLOG di 06.31 0 komentar