BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 10 Februari 2011

Roket "Gagal" NASA Akan Angkut Wisatawan



NASA Roket Liberty (tengah) dibandingkan pesawat ulang alik dan roket Ariane 5.

Impian wisata ke luar angkasa kian nyata. Dua perusahaan raksasa pembuat motor roket pesawat luar angkasa NASA, sedang mengembangkan roket antariksa untuk tujuan tersebut.

Alliant Techsystems of Minneapolis (ATK) dan Astrium (perusahaan Eropa yang membangun roket jenis Ariane 5 yang khusus meluncurkan satelit), Selasa (8/2/2011), mengumumkan akan membangun roket komersial yang diberi nama Liberty.

Roket baru ini adalah versi murah roket NASA, Ares 1, yang tahun lalu dibatalkan oleh Kongres Amerika Serikat dan pemerintahan Presiden Barack Obama karena biaya yang terlalu mahal.

Menurut rencana, roket Liberty akan diluncurkan tahun 2013 dan siap memulai tur wisata luar angkasa sekitar dua tahun kemudian.

Planet Mirip Bumi Mungkin Sangat Umum



NASA Ilustrasi Kepler-11, bintang mirip Matahari yang dikelilingi enam planet.

Seberapa umum planet mirip Bumi di luar tata surya? Seth Shostak, astronom program Search for Extraterrestrial Inteligence (SETI) mengatakan bahwa jumlahnya mungkin umum.

"Dunia mirip Bumi mungkin sama umumnya dengan jumlah semut yang ditemui saat berpiknik," katanya seperti dilansir situs astronomi Space.com, Rabu (9/2/2011). Tanggapannya muncul seiring dengan temuan 54 kandidat planet yang berpotensi mendukung kehidupan, hasil pengamatan dengan teleskop ruang angkasa Kepler.

Shostak mengatakan, sebanyak 54 kandidat planet memang masih sedikit untuk menyakini adanya kehidupan. Namun, ia percaya masih terdapat banyak kandidat planet lagi. "Yang Anda butuhkan bukan hanya 50, lebih banyak lagi. Tapi, fakta menunjukkan bahwa terdapat jauh lebih banyak kandidat planet yang ada," paparnya.

Meski planet mirip Bumi mungkin sangat umum, namun hal itu tak menjamin adanya kehidupan di planet tersebut. Jika pun ada, mungkin juga bukan kehidupan cerdas. "Mungkin juga banyak terdapat kehidupan, tetapi sangat sedikit makhluk pintar yang bisa berkomunikasi lewat radio transmitter," kata Shostak.

Yang jelas, temuan Kepler telah membantu astronom untuk memantapkan persamaan Drake. Persamaan itu digunakan SETI untuk memprediksikan kemungkinan komunikasi dengan alien. Persamaan Drake mendasarkan pada 7 parameter, di antaranya fraksi bintang yang memiliki planet dan fraksi planet yang memiliki kemungkinan untuk mendukung kehidupan.

Shostak berpendapat, temuan Kepler dapat secara langsung memengaruhi perhitungan dengan persamaan tersebut. Akibatnya, prediksi pun bisa berubah.

Asteroid Sebesar Mobil Dekati Bumi



NASA
Asteroid Mathilde 253 berukuran 59 x 47 km yang direkam pada 27 Juni 1997.


Sebuah asteroid berukuran sebesar mobil akan melayang mendekati Bumi hari ini. Demikian prediksi tim peneliti Asteroid Watch Program NASA yang dilaporkan lewat situs Space.com. Nama asteroid tersebut adalah 2011 CA7.

Diameter asteroid itu diperkirakan sekitar 3 meter. Menurut para ilmuwan, asteroid itu akan melintas pada jarak 103.480 kilometer (km) dari Bumi. Asteroid akan berada di titik terdekat dengan Bumi pada pukul 14.25 EST atau 02.25 WIB nanti. Sayangnya, ukuran asteroid terlalu kecil sehingga tak bisa dilihat.

2011 CA7 adalah asteroid kedua yang melintas di dekat Bumi selama lima hari terakhir. Pada 4 Februari, asteroid 2011 CQ1 yang berukuran 1,3 meter melintas pada jarak 5.471 km dari Bumi.

Tim NASA mengatakan, 2011 CA7 dan 2011 CQ1 tak berpotensi menghantam Bumi. Ukuran kedua asteroid tersebut terlalu kecil sehingga akan terbakar di atmosfer. Dalam akun Twitter-mereka, tim peneliti NASA menulis, "Diprediksi bahwa asteroid kecil setiap hari melintasi area antara Bumi dan Bulan. Akan tetapi, ukurannya kecil sehingga tak bisa dilihat."

Hingga kini NASA terus mengamati asteroid-asteroid yang mendekati Bumi. Observasi dilakukan untuk mengetahui asteroid yang berpotensi menghantam Bumi dan menimbulkan bencana. Asteroid, bersama komet dan beberapa benda langit di dekat Bumi, disebut Near-Earth Object. Asteroid yang berpotensi menabrak Bumi adalah yang melayang di dekat Bumi dan berukuran lebih dari 150 mete

Observatorium Tertua Ada di Korea



LIFEINKOREA.COM
Observatorium Cheomseongdae di Korea.

Cheomseongdae tercatat dalam sejarah sebagai peninggalan Dinasti Shilla pada awal abad ke-7. Terletak di kota Gyeongju, Korea Selatan, Cheomseongdae merupakan tempat pengamatan bintang (observatorium) tertua sekaligus satu dari sedikit observatorium kuno yang tersisa di dunia. Buku Rekor Dunia resmi mencantumkannya sebagai bangunan observatorium tertua yang masih tegak berdiri.

Bangunan yang terbuat dari batu itu dibangun pada masa pemerintahan Ratu Seondeok. Bangunannya yang masih berdiri sampai sekarang menjadi warisan kebudayaan bangsa Korea dan salah satu obyek wisata menarik di Korea Selatan.

Konstruksi Cheomseongdae diduga sengaja didesain sedemikian rupa berdasarkan filosofi-filosofi khusus. Bagian alas yang tersusun atas 12 balok batu, 12 tingkat pada tangga pintu masuk, dan 12 lapis di bagian bawah jendela tampaknya melambangkan ke-12 bulan dalam tahun. Jumlah batu untuk menyusun menara utama, 365 buah, menandakan jumlah hari dalam satu tahun Masehi.

Sebagian besar peneliti setuju akan status Cheomseongdae sebagai observatorium. Hal itu dikarenakan catatan-catatan sejarah di Korea, Jepang, dan China yang mendukung. Peneliti modern pertama yang meninjau Cheomseongdae, Tadashi Sekino, menyimpulkan bahwa Cheomseongdae adalah observatorium walaupun strukturnya ganjil.

Ahli meteorologi dari Jepang, Yuji Wada, yang mulai meneliti di lokasi Cheomseongdae tahun 1909 meyakinkan bahwa Cheomseongdae adalah observatorium. Pengamatan astronomi dilakukan dengan mata telanjang dengan alat-alat seperti gnomon. Tentunya penghitungan-penghitungan khusus dilakukan dengan bantuan kalender.

Menurut penelitian pula, bangunan ini selama ratusan tahun dipakai para astronom kerajaan untuk mempelajari pergerakan bintang dan planet serta memperkirakan gerhana bulan dan matahari.

Kemudian setelah diinterpretasi, hasilnya dilaporkan kepada raja atau ratu untuk membantu mereka mengambil keputusan dalam upaya memperkuat otoritas kerajaan serta meningkatkan kualitas taraf kehidupan. Selain itu, Cheomseongdae dipercaya pula membantu menyingkapkan pemahaman rakyat pada zaman itu mengenai surga dan kuasa ilahi.

Senin, 07 Februari 2011

Kecil Kemungkinan Apophis Hantam Bumi


Asteroid Apophis pertama kali ditemukan 19 Juni 2004.

Hasil riset Lembaga Antariksa Rusia memprediksi asteroid Apophis akan menghantam Bumi pada tahun 2036. Pada tahun 2004, NASA juga pernah memublikasikan hasil riset yang mengungkapkan bahwa asteroid sebesar lapangan sepak bola itu berpotensi menghantam Bumi pada tahun 2009.

Menurut hasil observasi Rusia, Apophis akan menghantam Bumi pada 13 April 2036. Akibat hantaman, efek layaknya kiamat akan terjadi di Bumi, tentunya disertai kehancuran dan kematian manusia di wilayah tertentu.

Bagaimana NASA menanggapi hasil riset Rusia? Donald Yeomans, peneliti Near Earth Object Program Office mengatakan, Rusia mendasarkan prediksinya pada kemungkinan Apophis melewati lubang kunci gravitasi. Lubang kunci gravitasi adalah wilayah di angkasa dengan efek gravitasi bumi sangat kecil.

Yeomans menjelaskan, situasinya adalah, pada 13 April 2029, asteroid akan bergerak di dekat orbit Bumi. Bila Apophis telah bergerak di dekat Bumi pada saat tersebut, maka terdapat kemungkinan asteroid itu akan menghantam pada 13 April 2036. "Secara teknis, Rusia benar. Ada kemungkinan Apophis akan menghantam Bumi pada tahun 2036," kata Yeomans.

Namun demikian, menurut Yeomans, kemungkinan tersebut sangat kecil, hanya 1 dalam 250.000. Jadi, kemungkinan yang lebih besar, asteroid sepanjang 270 meter itu tak akan menghantam Bumi.

Lebih jauh, Yeomans mengemukakan bahwa skenario yang lebih mungkin adalah Apophis akan mulai mendekat ke orbit Bumi pada tahun 2012 dan 2013. Saat itu, Apophis mampu dideteksi dengan radar dan teleskop, dan NASA telah mempersiapkan rencana beserta teknologi untuk mengawasi kemungkinan asteroid itu menghantam Bumi.

Seperti yang diberitakan sebelumnya di artikel "Apa Jadinya Kalau Asteroid Raksasa Menghantam Bumi?", NASA telah mempersiapkan teknologi untuk mengubah arah gerak Apophis. Caranya dengan memanaskan permukaan asteroid sehingga terbentuk aliran jet yang bisa merubah arah. Dengan teknologi ini, peristiwa hantaman asteroid ke Bumi bisa dicegah.

Minggu, 06 Februari 2011

Apakah UFO dan "Alien" Benar-benar Ada?


Tanya:

Apakah keberadaan "alien" valid dan menggunakan UFO untuk berkunjung ke Bumi ?

Jawab:

Keberadaan UFO belum dapat dipastikan secara ilmiah oleh para ilmuwan antariksa, setidaknya belum ada kesepakatan. Tentu saja banyak fenomena di Bumi yang bisa dikaitkan dengan keberadaan UFO. Namun, selama belum ada bukti yang dapat diterima semua orang secara langsung, keberadaan UFO belum dapat dipastikan.

Yang saat ini dapat dipastikan adalah adanya kemungkinan besar kehidupan di luar Bumi, sesuai dengan hasil penelitian ilmiah di bidang planet ekstrasurya dan astrobiologi.