BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 08 Januari 2011

Stasiun Luar Angkasa Lintasi Matahari

Stasiun Ruang Angkasa Internasional


Thierry LegaultStasiun ruang angkasa internasional terlihat di permukaan Matahari saat terjadi gerhana.

Gerhana Matahari dianggap peristiwa unik yang selalu menarik para pengamat angkasa untuk menyaksikannya. Namun, dalam gerhana Matahari 4 Januari 2011 lalu, ada yang membuat peristiwa itu makin spektakuler karena Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) terlihat melewati muka Matahari dalam peristiwa tersebut. ISS melintas beriringan dengan Bulan yang berada di depan Matahari, menutupi sebagian mukanya hingga terjadi gerhana Matahari parsial.

Momen langka tersebut berhasil diabadikan oleh seorang fotografer astronomi bernama Thierry Legault. Untuk mengabadikannya, ia sengaja membuat perhitungan dahulu guna menentukan tempat. Akhirnya, tempat yang ditentukan adalah Muscat, ibu kota Oman, satu-satunya tempat untuk bisa memotret bulan dan ISS saat gerhana.

Legault mengungkapkan, proses pengambilan foto sangat rumit sebab ISS tampak melintasi Matahari hanya dalam waktu kurang dari sedetik. Tapi, akhirnya pada jepretan yang dilakukan saat seperlimaribu detik sejak ISS tampak melewati Matahari, Legault berhasil mengabadikannya.

Legault menggunakan kamera dan teleskop untuk mengabadikan momen langka itu. Dalam hasil jepretannya, tampak sebagian Matahari tertutupi benda berwarna hitam yang merujuk pada bulan. Sementara, dalam gambarnya Stasiun Luar Angkasa Internasional tampak seperti titik kecil di muka Matahari.

Di Muscat, gerhana Matahari sebagian bisa disaksikan selama 2 jam, pukul 11.30-13.30 waktu setempat. Sementara kota yang mengalami gerhana terbesar adalah Skelleftea di Swedia. Sebesar 90 persen muka Matahari tertutupi Bulan. Sayang sekali Indonesia tidak bisa melihat momen gerhana ini.

Foto Resolusi Tinggi Galaksi Andromeda


ESA/Herschel/PACS/SPIRE/J.Fritz, U.Gent/XMM-Newton/EPIC/W. Pietsch, MPEGalaksi Andromeda.

Foto yang dikeluarkan Badan Administrasi Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Rabu (5/1/2011) merupakan foto yang paling jelas dari Galaksi Andromeda yang pernah diambil dengan sinar inframerah. Teleskop inframerah The Herschel memotret pada 25 Desember 2010.

Lingkaran cincin debu di luar pusat galaksi diperkirakan akibat tabrakan antara galaksi yang lebih kecil dan Andromeda pada masa silam. Citra ini hasil dari Observatorium Antariksa Herschel dengan sinar inframerah (warna oranye) dan dari teleskop XMM-Newton yang menggunakan sinar X (warna biru).

Andromeda adalah galaksi terbesar yang terdekat dengan Galaksi Bima Sakti-galaksi kita.

Kamis, 06 Januari 2011

Gambaran Terbaru Struktur Bima Sakti

Semula, galaksi Bima Sakti digambarkan sebagai sebuah struktur spiral dengan empat lengan yang tersusun atas bintang-bintang, masing masing adalah lengan Norma, Scutum-Centaurus, Sagittarius, dan Perseus. Selain itu terdapat pula pita gas dan debu di daerah pusat galaksi. Matahari kita terletak pada sebuah lengan kecil yang disebut lengan Orion, yang terletak diantara lengan Sagittarius dan Perseus.

Model yang disusun berdasarkan observasi radio tahun 1950-an terhadap gas-gas dalam galaksi ini bertahan hingga mengalami revisi pada tahun 1990-an. Berdasarkan hasil dari large infrared sky survey, ditemukan keberadaan pita besar yang terdiri dari bintang-bintang di tengah galaksi Bima Sakti. Sinar inframerah dapat menembus debu, dan dengan demikian teleskop yang dirancang untuk mengumpulkan sinar inframerah dapat melihat lebih jelas kedalam pusat galaksi yang dipenuhi debu dan aneka macam objek.

Berikutnya, pada 2005, para astronom mulai menggunakan detektor inframerah pada teleskop antariksa Spitzer untuk memperoleh informasi lebih rinci mengenai pita tersebut. Sekelompok astronom yang dipimpin oleh Robert Benjamin dari University of Wisconsin menemukan bahwa pita yang terentang dari pusat Galaksi ke arah luar tersebut lebih luas dan lebih panjang dibanding yang diperkirakan sebelumnya.

Mereka memperoleh citra inframerah terbaru dari Bimasakti yang menunjukan galaksi ini terentang 130 derajat di sepanjang langit dan satu derajat merentang dari bidang galaksi menuju ke atas dan bawah. Mosaik ini terdiri dari 800.000 gambar yang diambil dan menampilkan lebih dari 110 juta bintang.


Gambaran terbaru mengenai struktur Bima Sakti. Dua lengan utama (Scutum-Centaurus dan Perseus) menyatu dengan ujung pita di pusat galaksi. Dua lengan kecil (Norma and Sagittarius) kelihatan lebih redup. Matahari kita terletak di Lengan Orion, sebuah lengan kecil yang berada di antara lengan Sagittarius dan Perseus. (Gambar: NASA)

Benjamin lantas mengembangkan perangkat lunak khusus untuk menghitung bintang-bintang tersebut serta mengukur kerapatannya. Perhitungan yang dilakukannya pada lengan Scutum-Centaurus menunjukan peningkatan jumlah bintang dibanding yang seharusnya ada di suatu lengan spiral. Sementara pengukuran pada lengan Sagittarius dan Norma tidak menunjukan adanya peningkatan jumlah bintang. Lengan ke-4, yakni lengan Perseus yang menyelubungi bagian terluar Bimasakti, tidak dapat dilihat dalam citra terbaru yang diambil Spitzer.

Penemuan ini menunjukkan bahwa galaksi Bima Sakti memiliki dua lengan spiral, sebagaimana struktur pada galaksi berpita pada umumnya. Lengan utama tersebut, lengan Scutum-Centaurus dan Perseus, memiliki kerapatan terbesar yang tersusun atas bintang-bintang muda dan terang serta bintang-bintang yang lebih tua yang dikenal sebagai raksasa merah (red-giant stars). Benjamin menyatakan bahwa kedua lengan utama tersebut terlihat berhubungan dengan bagian terdekat dan terjauh dari pita utamanya.

“Kini, kita dapat menyatukan kedua lengan tersebut dengan pita utama, seperti menyusun sebuah puzzle,” jelas Benjamin. Observasi inframerah sebelumnya menemukan petunjuk mengenai kedua lengan tersebut. Namun hasilnya tidak begitu jelas karena posisi dan lebar lengan masih belum diketahui.

Sekalipun lengan galaksi tampak sebagai fitur yang lengkap, namun pada kenyataannya bintang di dalamnya secara konstan terus bergerak keluar dan masuk di dalam lengan tersebut. Hal ini disebabkan oleh pergerakan bintang-bintang tersebut saat mengorbit pusat galaksi.

Matahari pun sekali waktu akan berada pada lengan yang berbeda. Dan sejak ia terbentuk 4 milyar tahun yang lalu, Matahari telah mengitari pusat galaksi sebanyak 16 kali. (spitzer.caltech.edu)

Kiamat Menurut Ilmu Alam Semesta

Kiamat Menurut Ilmu Alam Semesta

Bahwa bumi akan hancur berkeping-keping seperti kapas berterbangan. Beberapa penelitian ilmuwan membuktikan bahwa kiamat adalah kepastian. Hanya kapan itu terjadi adalah rahasia Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun, mari kita lihat pandangan dan perhitungan para ilmuwan.

Jika kita rajin mendengar keterangan-keterangan dariweb NASA, mereka pernah mengatakan bahwa sudah banyak planet yang berbalik arah putar. Jika pada planet bumi kita ini matahari masih terbit dari arah timur, maka dalam beberapa tahun ini terdapat beberapa fenomena baru yang menurut mereka planet lain sudah mulai berbalik arah dan matahari terbit dari arah barat. Dari sisi ilmiah, inilah pertanda akhir jaman mendekati kiamat.

Pertama : Mengenai planet X (nibiru).
Adalah menurut para ilmuwan, dari sekian banyak planet yang berbalik arah putar. Mereka menemukan adanya planet dari galaksi lain yang bergerak memasuki orbit dalam tata surya kita. Planet ini kemudian diberi nama planet X (Nibiru).

Planet X
Planet Nibiru adalah bintang lain yang tertarik gravitasi matahari lalu masuk ke tatasurya kita. Parahnya dia berrevolusi berlawanan dengan revolusi bumi dan planet lain di tatasurya kita. Jalurnya pas di jalur bumi. Sehingga pada suatu masa bumi akan ditabrak oleh benda yang besarnya 100 kali lipat dengan sama-sama kecepatan superdahsyat. Bisa dibayangkan seperti apa kemungkinannya. Pasti hancur berkeping-keping.



Inilah perbandingan besar bumi dengan Nibiru
Ilmuwan menyebut 50 tahun lagi planet x ini akan memasuki orbit tata surya kita sejak ditemukan tahun 2003. Berarti kiamat boleh terjadi pada tahun 2053 ? Allah-lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa.

Kira-kira seperti inilah kalau bumi kita di tabrak

Yang kedua. Awan Smith.

Awan Smith, diambil dari nama Gail Smith, seorang astronom AS yang mendeteksinya pertama kali pada tahun 1963 saat meneliti di Universitas Leiden, Belanda.


Awan Smith

Awan Smith adalah Gumpalan awan raksasa yang mengandung gas hidrogen dalam volume sangat besar tengah melesat mendekati piringan Galaksi Bima Sakti, tempat tata surya kita berada. Jika dilihat dari Bumi, lebar gumpalan awan tersebut sebanding dengan 30 kali lebar Bulan. Awan Smith membawa energi sangat besar berupa gas hidrogen yang cukup untuk membentuk jutaan bintang seukuran Matahari. Awan Smith merupakan gumpalan gas yang berukuran panjang mencapai 11.000 tahun cahaya dan lebar 2.500 tahun cahaya

Objek tersebut saat ini berada 40.000 tahun cahaya dari Bumi dan 8.000 tahun cahaya dari piringan Bimasakti. Objek yang pantas disebut kabut monster di ruang kosmos ini bergerak dengan kecepatan 240 kilometer perdetik dan diperkirakan menabrak piringan galaksi Bimasakti dengan kemiringan 45 derajat Tabrakan dahsyat yang diperkirakan terjadi antara 20-40 juta tahun lagi akan menghasilkan kembang api spektakuler di langit.

Ketiga : Tabrakan galaksi Andromeda.


Galaksi Andromeda.

Galaksi paling dekat dengan galaksi kita adalah Andromeda. Saat ini galaksi andromeda melayang mendekati bimasakti dengan kecepatan 300.000 mil per jam, 100 kali lebih cepat daripada peluru yang melesat dengan kecepatan tinggi. Ketika bertabrakan, Andromeda akan mengubah galaksi bimasakti kita selamanya.

Perkiraannya; Galaksi Bima Sakti akan bertabrakan dengan Galaksi Andromeda yang berjarak 2,5 juta tahun cahaya dari bumi. Cemas? Jangan dulu, karena terjadinya masih empat miliar tahun lagi.

Lubang Hitam Termuda Ditemukan


NASALubang hitam atau blackhole SN1979C


Para astronom berhasil mengambil citra lubang hitam yang masih fresh, baru saja "dilahirkan" alias terbentuk. Pengambilan citra lubang hitam yang berjarak 50 juta tahun cahaya dari Bumi itu dilakukan dengan bantuan teleskop luar angkasa Chandra X-Ray.

Lubang hitam itu diketahui terbentuk dari supernova bernama SN1979C yang terletak di galaksi M100. Supernova SN1979C terbentuk dari ledakan sebuah bintang pada tahun 1979 yang berhasil diamati oleh seorang astronom amatir asal Amerika Serikat.

Dalam kurun waktu 30 tahun, para astronom memperkirakan bahwa lubang hitam ini telah menghisap massa gas yang setara dengan massa bumi. "Lubang hitam ini seperti pemakan planet dalam film Star Trek," kata Kimberly Weaver, astrofisikawan NASA yang terlibat dalam observasi ini.

Avi Loeb, astronom lain, mengatakan, "Ini adalah kali pertama kita bisa melihat lubang hitam yang baru saja terbentuk. Dengan penemuan ini, kita bisa mempelajari sebuah lingkungan yang tidak bisa direkayasa di laboratorium, hanya ada di alam semesta."

Penemuan ini juga berbeda dengan penemuan lubang hitam yang lain sebab para astronom secara pasti mengetahui waktu terbentuknya lubang hitam serta bisa menyaksikan kelahiran dan perkembangan lubang hitam tersebut sejak "bayi". Bisa dikatakan bahwa lubang hitam ini merupakan lubang hitam termuda yang pernah ditemukan.

Dengan mempelajari lubang hitam ini, ilmuwan bisa memahami tentang mekanisme ledakan massif dari suatu bintang, jumlah lubang hitam yang ada di alam semesta, dan seberapa banyak materi yang tersisa dari sebuah ledakan bintang.

Adapun Lubang hitam merupakan pemusatan massa di suatu daerah di luar angkasa yang menghasilkan gaya gravitasi tinggi sehingga tidak ada satu pun zat, termasuk cahaya, yang mampu lari darinya. Lubang hitam itu menghisap seluruh materi sisa-sisa ledakan bintang.

Hasil observasi ini dupublikasikan dalam jurnal New Astronomy yang terbit baru-baru ini. Para peneliti yang terlibat adalah Weaver, Loeb, Christine Jones, dan Daniel Patnaude dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.

Daftar Atraksi Angkasa di 2011 :)


Tahun 2010 bumi telah dimeriahkan dengan serangkaian pertunjukan angkasa. Ada gerhana bulan yang baru saja terjadi di beberapa belahan bumi, ada pula hujan meteor Geminids dan Orionids. Nah, apa yang akan terjadi pada 2011 nanti?

Selain siklus bulan yang secara teratur terjadi setiap bulannya, berikut ini adalah daftar pertunjukan angkasa yang akan terjadi di 2011 yang beberapa jam lagi akan bersua dengan kita:

3 - 4 Januari 2011 - Puncak hujan meteor Quadranids

Puncak hujan meteor Quadranids dan kurang lebih 40 meteor bisa dilihat setiap jamnya.

4 Januari 2011 - Gerhana matahari sebagian

Gerhana ini akan bisa dilihat di beberapa wilayah Afrika, Amerika dan Asia. Cek situs NASA untuk keterangan daerah yang lebih spesifik

3 April 2011 - Oposisi saturnus

Saat ini, Saturnus akan ada pada titik terdekatnya dengan bumi. Inilah saat terbaik untuk mengabadikan Saturnus dan bulannya dalam foto.

21 - 22 April 2011 - Hujan Meteor Lyrids

Sebanyak 20 meteor akan terlihat dalam hujan meteor ini. Meski memuncak pada tanggal 21 - 22, namun hujan meteor sudah bisa dinikmati sejak 16 April 2010.

5 - 6 Mei 2011 - Hujan meteor Eta Aquarids

Hujan meteor Eta Aquarids adalah hujan meteor tingkat rendah. Mulai terlihat sejak tanggal 4 Mei 2011, hujan meteor ini akan memuncak tanggal 5 - 6 Mei 2011.

1 Juni 2011 - Gerhana matahari sebagian

Gerhana matahari kali ini akan terlihat di sebagian besar wilayah asia Timur, Alaska, dan bagian utara Kanada dan Greenland.

15 Juni 2011 - Gerhana bulan total

Gerhana bulan akan terjadi di sebagian besar wilayah Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia dan Australia. Warga negara Indonesia termasuk yang bisa melihatnya.

1 Juli 2011 - Gerhana matahari sebagian.

Memang, akan terjadi lagi gerhana matahari sebagian. Sayangnya, gerhana matahari ini hanya bisa disaksikan di pantai Antartika.

28 - 29 Juli 2011 - Hujan Meteor Delta Aquarids Selatan

Sebanyak 20 meteor bisa dilihat setiap jamnya pada malam puncaknya, 28 - 29 Juli 2011.

12 - 13 Agustus 2011 - Hujan meteor Perseids

Hujan meteor ini adalah salah satu hujan meteor terbaik yang bisa disaksikan. Kurang lebih 60 meteor bisa disaksikan setiap jamnya.

22 Agustus 2011 - Oposisi Neptunus

Saat ini, Neptunus akan mencapai posisi terdekatnya dengan bumi. Inilah saat terbaik untuk mengabadikan Neptunus, walaupun planet ini biasanya hanya akan tampak sebagi bintik biru di angkasa.

25 September 2011 - Oposisi Uranus

Ini adalah saat Uranus mencapai posisi terdekatnya dengan bumi. Bisa dijadikan kesempatan untuk mengabadikannya.

21 - 22 Oktober 2011 - Hujan meteor Orionids

Hujan meteor ini akan memungkinkan warga bumi melihat 20 meteor per jamnya. Lain dari biasanya, pada tahun 2011 hujan meteor ini akan mulai terlihat dari tanggal 20 September 2011.

29 Oktober 2011 - Oposisi Jupiter

Saat ini, Jupiter berada di posisi terdekatnya dengan bumi. Kesempatan baik untuk memotret Jupiter dan planetnya.

17 - 18 November 2011 - Hujan meteor Leonids

Seperti yang terjadi tahun ini, hujan meteor Leonids pada tahun 2011 akan menampakkan 40 meteor per jamnya.

25 November 2011 - Gerhana matahari sebagian

Pun, akan terjadi lagi gerhana matahari sebagian. Sayangnya, hal ini hanya bisa dilihat di Antartika.

10 Desember 2011 - Gerhana bulan total

Gerhana akan terjadi di sebagian besar wilayah Asia, Afrika Timur, Australia dan Pasifik. Indonesia juga bisa menyaksikannya.

13 - 14 Desember 2011 - Hujan meteor Geminids

Di hujan meteor ini, 60 meteor berwarna-warni akan bisa dilihat per jamnya. Puncak hujan meteor memang akan terjadi tanggal 13 - 14, namun hujan meteor sudah bisa disaksikan sejak 6 Desember 2011.

"Fosil" Bintang Petunjuk Evolusi Semesta



Citra sisa bintang yang diperkirakan terbentuk saat kelahiran alam semesta.

Selama bertahun-tahun, astronom tak tahu apa pun tentang apa yang terjadi selama "masa kegelapan" alam semesta. Masa itu adalah sebuah periode antara big bang yang diperkirakan terjadi 13,7 miliar tahun yang lalu dengan terciptanya bintang-bintang pertama di semesta.

Namun, kini sedikit pencerahan datang dari hasil penelitian ilmuwan Cambridge University, Inggris, dan California Institute of Technology, AS. Mereka menemukan sisa bintang-bintang pertama yang tercipta beserta bukti ledakan sebuah bintang yang berupa awan gas.

Profesor Max Pettini dari Cambridge Institute of Astronomy yang terlibat dalam riset itu mengatakan, "Kami telah secara efektif melacak apa yang terjadi di 'masa kegelapan' dengan menggunakan cahaya yang diemisikan sebuah kuasar."

Ia melanjutkan, "Kita menemukan sejumlah kecil elemen yang ada di awan gas sisa ledakan salah satu bintang pertama itu terdapat dalam proporsi yang sangat berbeda dengan proporsi relatif yang dijumpai pada bintang saat ini."

Pettini mengatakan, rasio karbon dan besi yang terdapat pada awan gas tersebut 35 kali lebih besar daripada yang terdapat di matahari. Sementara hal itu juga menunjukkan bahwa awan gas diakibatkan oleh ledakan sebuah bintang yang ukurannya 25 lebih besar dari matahari.

Pettini yang merupakan peneliti di Cambridge Institute for Astronomy menjelaskan, "Ini (awan gas) adalah fosil yang bisa memberitahukan pada kita jejak yang hilang pada masa awal pembentukan semesta."

Ia mengatakan, bintang pertama itu memberikan kunci bagaimana semesta berevolusi dari lingkungan yang kaya hidrogen dan helium menjadi lingkungan yang kaya elemen oksigen, karbon, dan besi.

Lebih Jelas Mengamati Korona Matahari

SHUTTERSTOCK
Gerhana Matahari Total

Selama gerhana matahari total, manusia akan melihat kilauan cahaya di sekeliling matahari yang sedang tertutupi. Cahaya tersebut merepresentasikan bagian korona, lapisan atmosfer matahari yang justru lebih panas dari permukaan matahari sendiri.

Selama ini, bagian korona dipelajari para astronom dengan alat bernama coronagraph. Caranya dengan menutupi bagian tengah matahari sehingga korona bisa terlihat. Tetapi, cara tersebut punya kelemahan, yakni tertutupinya bagian sekeliling matahari sehingga hanya lapisan terluar korona saja yang terlihat.

Kini, ilmuwan dari Smithsonian Institution mengembangkan inovasi teknologi untuk mempelajari korona. Mereka membuat instrumen yang disebut Atmospheric Imaging Assembly (AIA) yang digunakan di Solar Dynamics Observatory (SDO) milik Lembaga Antariksa Amerika Serikat NASA.

Leon Golub dari Harvard Smithsonian Center for Astrophysics (CfA) mengatakan, "Dengan alat itu, kita bisa mempelajari lapisan korona hingga jauh ke dalam, sampai di permukaan matahari." Alat tersebut juga bisa dioperasikan non stop selama 24 jam 7 hari.

Steven Crammer, astronom CfA mengatakan, "Citra hasil tangkapan AIA dengan kualitas HD bisa menunjukkan struktur dan dinamika korona yang tidak pernah terlihat sebelumnya." Citra tersebut bisa digunakan untuk mempelajari tahap awal fase erupsi Coronal Mass ejection dan angin matahari.

Untuk mendukung aplikasi instrumen tersebut, Crammer dan Alec Engell yang juga dari CfA telah mengembangkan perangkat lunak yang bisa mengolah citra tangkapan AIA. Proses pengolahan citra tangkapannya sendiri meniru fenomena tertutupnya matahari saat gerhana.

SDO yang kini memiliki instrumen AIA merupakan misi pertama NASA dalam mempelajari matahari. Misi ini merupakan bagian dari program NASA bertajuk "Living with the Star". Tujuan misi itu ialah mengembangkan pemahaman untuk mengetahui bagaimana matahari mempengaruhi kehidupan di bumi.

Rabu, 05 Januari 2011

Tanah di Planet Asing Gliese 581g Dijual



EBAYMau dapat sertifikat tanah di Planet Gliese 581g, cari saja di eBay.

Beberapa waktu lalu, seorang wanita Spanyol bernama Angeles Duran mendaftarkan dirinya sebagai pemilik Matahari di kantor notaris negara setempat. Menurut rencana, ia kemudian akan mengenakan tarif pada setiap orang yang menggunakan energi matahari.

Kini, dua orang warga negara Amerika, Jason Connell dan Alison Tippins, mengklaim bahwa mereka memiliki planet Gliese 581g, sebuah planet ekstra surya. Keduanya mengatakan, mereka akan mendaftarkan kepemilikan planet yang baru saja ditemukan itu ke PBB.

Planet Gliese 581g merupakan planet yang terletak di konstelasi Libra dan mengorbit bintang Gliese 581. Para ilmuwan mengatakan, planet itu memiliki ukuran pas dan jarak yang tepat dari bintangnya sehingga menjadikannya berpotensi memiliki air dan menunjang kehidupan, sama seperti Bumi.

Tak hanya memiliki, dua warga negara Amerika yang berprofesi sebagai wirausahawan itu juga telah menjual tanah di planet Gliese 581g di eBay. Jika membuka eBay, Anda bisa melihat planet tersebut dijual dengan harga 20 dollar AS per 4 hektar tanah.

Dalam iklannya, dua orang wirausahawan itu mengatakan, dengan biaya hanya 20 dollar AS tersebut, pembeli sudah akan menerima akta tanah yang disegel resmi, foto kualitas tinggi yang merepresentasikan Gliese 581g dan bintangnya, serta salinan ketentuan di planet tersebut.

Connel dan Tippins juga mengubah nama planet tersebut menjadi Zarmina. Mereka menjual iming-iming agar orang tertarik. Misalnya, mereka menjual sebuah fakta bahwa satu tahun di planet tersebut adalah 37 hari sehingga usia harapan hidup otomatis meningkat menjadi 749 tahun.

Untuk memperjuangkan kepemilikan dan bisa menjualnya, Connel dan Tippins memakai alasan yang sama seperti Angeles Duran. Ketentuan PBB hanya memuat aturan dilarangnya suatu negara memiliki benda langit, tetapi tidak secara jelas melarang individu untuk memilikinya.

Meski fakta tentang planet Gliese 581g sendiri masih menjadi perdebatan, tak bisa dimungkiri penemuannya menyedot banyak perhatian. Temuan planet ini masuk dalam beberapa daftar penemuan terbaik sepanjang 2010, seperti versi Majalah Time, National Geographic, dan Nature.

Ledakan Bintang Berbentuk Kalung Mutiara


NASA, ESA, P. Challis and R. Kirshner (Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics)
Gambar supernova 1987A yang direkam Hubble mirip kalung mutiara.

Kamera teleskop ruang angkasa Hubble merekam sebuah supernova atau ledakan bintang yang dikelilingi rangkaian bulatan putih seperti kalung mutiara yang berkilauan. lebih indah lagi karena di kanan kirinya diapit dua bintang terang yang memencar seperti permata.

Supernova yang diberi nama 1987A tersebut sudah diketahui sejak dua dekade lalu. Namun, bentuknya yang unik tersebut baru terungkap setelah dipotret Hubble pada Desember 2006 lalu.

Di bagian dalam lingkaran berwarna merah muda mungkin materi yang tertinggal saat ledakan dahsyat terjadi. Sementara bagian yang menyala terang di sekelilingnya merupakan lapisan terluar materi yang dipancarkan bintang saat memasuki masa-masa sekarat.

Saat bintang kehabisan energi, terjadi ledakan raksasa dan menghasilkan gelombang kejut yang memanaskan bagian terluar materi tersebut. Hal inilah yang membuat lingkaran terluar menyala terang. Uniknya, bagian terluar yang berpendar membentuk bulatan-bulatan mirip mutiara.

Cincin Matahari akibat Pembelokan Sinar




Pekerja membersihkan tali seling yang digunakan sebagai wahana permainan flying fox yang bersamaan dengan munculnya fenomena alam halo matahari di atas Alun-alun Utara Yogyakarta, Selasa (4/1/2011). Fenomena alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu tersebut terjadi karena kelembaban tinggi di sekitar atmosfer hingga mengakibatkan efek cahaya matahari terpantul melalui prisma air di awan dan membentuk lingkaran pelangi.

Fenomena cincin pelangi matahari muncul selama sekitar dua jam di langit Yogyakarta, Selasa (4/1/2010). Fenomena alam unik ini terjadi karena pembelokan cahaya matahari oleh partikel uap air di atmosfer.

Kepala Laboratorium Hidrometeorologi Fakultas Geografi UGM Sudibyakto mengatakan, kejadian alam yang unik ini merupakan fenomena atmosferik yang biasanya terjadi pada musim hujan. "Pada fenomena ini, cahaya matahari dipantulkan oleh uap air yang naik di atmosfer. Cahaya dipancarkan sehingga terlihat sebagai cincin pelangi," tuturnya.

Selama musim hujan banyak uap air naik ke atmosfer hingga mencapai lapisan troposfer dengan ketinggian lebih kurang 10 40 kilometer (Km). Akibatnya, terjadilah suhu yang sangat dingin di lapisan troposfer, yaitu sekitar minus 30-40 derajat Celsius. Pada saat inilah, uap air di lapisan troposfer ters ebut berfungsi sebagai kaca yang dapat memantulkan cahaya matahari.

Bulan Januari ini Pulau Jawa memang sudah memasuki puncak musim hujan. Curah hujan turun dengan intensitas antara tinggi hingga sangat tinggi. Curah hujan pun terjadi hampir setiap hari dengan waktu cukup lama.

"Jadi, fenomena tersebut sama persis dengan fenomena terbentuknya pelangi, hanya saja kalau pelangi biasanya terjadi pagi atau sore hari, di mana sudut matahari terhadap bumi masih relatif rendah. Sedangkan Cincin Halo itu pada siang hari," ucap Sudibyakto.

Menurut Guru Besar Geografi UGM tersebut, fenomena ini sering disebut sebagai cincin pelangi karena lapisan warnanya mirip pelangi. Hanya saja, warna tersebut tidak selengkap warna pada pelangi. Istilah lain dari cincin disebut halo yang berasal dari bahasa Yunani Kuno artinya lingkaran bulan.

Warna cincin pelangi matahari tak selengkap pelangi ini perbedaan sudutnya. Cincin matahari biasanya terjadi pada siang hari atau saat posisi matahari berada tepat di atas bumi. Sudut yang tegak lurus membuat warna yang terbiaskan tidak selengkap pada pelangi di sore hari yang terjadi dengan sudut tertentu.

Pada lingkaran yang terlihat di Yogyakarta, Selasa (4/1/2010), warna-warna yang terlihat dari lapisan terdalam ke lapisan terluar berturut-turut adalah merah, jingga, kuning, dan hijau.

Pemerhati budaya Yogyakarta Heri Dendi mengatakan, dalam bahasa Jawa, fenomena cincin matahari ini dikenal dengan nama kluwung. "Fenomena ini pernah saya lihat di waktu-waktu dulu, tapi memang jarang," katanya.

Temukan Planet Ekstra Surya Tanpa Teleskop

NASAPlanet di luar tata surya

Astronom amatir berusia 45 tahun bernama Peter Jalowiczor berhasil mengejutkan dunia dengan penemuannya. Tak main-main, ia menemukan empat planet ekstra surya (di luar tata surya) tanpa bantuan teleskop sama sekali.

Empat planet yang ditemukannya adalah HD 31253b yang berjarak 172 tahun cahaya dari Bumi, HD218566b yang berjarak 98 tahun cahaya, HD177830c yang berjarak 190 tahun cahaya, dan HD99492c yang berjarak 58 tahun cahaya.

Jalowiczor menemukan keempat planet tersebut hanya dengan data astronomi Universitas Santa Cruz yang dipublikasikan tahun 2005. Mulai tahun 2007, Jalowiczor menganalisis data tersebut, membuat gambar dan grafik untuk mendeteksi planet.

Ia menggunakan teknik yang disebut Spektroskopi Doppler. "Saya melihat perubahan perilaku pada bintang yang hanya bisa disebabkan oleh planet. Sekali saya mendapatkannya, saya langsung mengirimkan data ke Santa Cruz," paparnya.

Ia memaparkan, "Jika ada planet yang mengorbit bintang, maka akan tampak goyangan kecil pada gerakan bintang itu. Goyangan tersebut menunjukkan keberadaan planet itu sendiri dalam sistem bintang."

Berkat temuannya, nama Jalowiczor bisa tertulis sebagai co-author dalam publikasi ilmiah tentang planet ini di Astrophysical Journal. Sementara pihak lain yang terlibat adalah tim peneliti dari Universitas California.

Jalowiczor yang juga anggota South Yorkshire's Mexborough and Swinton Astronomical Society sangat tersanjung dan terhormat ketika dicantumkan sebagai co-author. Ia berkata, "Semoga hasil kerja saya bisa memotivasi yang lain."

Berkaitan dengan penemuannya, Jalowiczor sendiri merasa terkejut. "Saya suka astronomi sejak kecil, tapi menjadi salah satu penemunya, oh... saya kehilangan kata-kata," ungkapnya.

Publikasi data astronomi oleh Universitas Santa Cruz sendiri memang punya tujuan tertentu. Para ahli berharap, data itu bisa memacu munculnya temuan dari astronom amatir. Adanya temuan oleh Jalowiczor menunjukkan bahwa tujuan tercapai

Gadis 10 Tahun Jadi Penemu Supernova

AP
Kathryn Aurora Gray, gadis 10 tahun penemu supernova si bintang yang meledak.

Seorang gadis asal Kanada berumur 10 tahun menjadi penemu termuda sebuah supernova atau bintang yang meledak. Demikian menurut Asosiasi Astronomi Royal Kanada (RASC).

Gadis bermata tajam bernama Kathryn Aurora Gray dari Fredericton di provinsi timur New Brunswick itu menemukan sesuatu yang langka pada Minggu lalu sewaktu dia menyisir puluhan hasil pencitraan konstelasi bintang secara teleskopik di galaksi yang sangat jauh.

"RASC dengan senang mengumumkan penemuan sebuah supernova oleh seorang ahli astronomi amatir berumur 10 tahun sehingga menjadi yang termuda yang dapat menemukan supernova," kata asosiasi itu dalam pernyataannya.

Sewaktu mengamati supernova 2010lt di rasi bintang Camelopardalis di galaksi yang berjarak 240 tahun cahaya dari Bumi, Gray segera memberitahu ayahnya, Paul, yang merupakan ahli astronomi amatir.

Penemuan itu kemudian dibuktikan oleh dua ahli astronomi Amerika Serikat sebelum dilaporkan ke Badan Pusat Gabungan Astronomi Internasional bagi Telegram Astronomi.

Supernova merupakan bintang raksasa yang kehabisan bahan bakar dan hancur akibat beban dari gravitasinya sendiri. Supernova menjadi obyek sangat padat yang dikenal sebagai bintang neutron.

Kemudian, mereka mengeluarkan gelombang kejut yang meledakkan bintang tersebut dan menghasilkan lingkaran radiasi yang bergetar.

Kejadian luar biasa itu merupakan fenomena yang sangat menakjubkan bagi para ahli perbintangan dan dapat diketahui ketika ledakan bertenaga besar menciptakan cahaya dramatis, yang akhirnya memudar.

Satelit SOHO Berhasil Temukan 2000 Komet

ESAIlustrasi satelit SOHO.

KOMPAS.com - Satelit Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) telah berhasil dimanfaatkan untuk menemukan 2000 komet sejak diluncurkan 15 tahun lalu. Penemuan ini menjadikannya sebagai satelit penemu komet terampuh sepanjang masa.

Komet ke 2000 yang berhasil ditemukan dengan SOHO diumumkan pada tanggal 26 Desember 2010 lalu oleh NASA. Penemunya adalah Michal Kusiak, mahasiswa astronomi di Jagiellonian University, Polandia.

Kemampuan SOHO menemukan komet cukup menarik. Sebab, SOHO pada dasarnya tidak dirancang untuk meneliti komet. Saat diluncurkan pertama kalinya, SOHO sebenarnya bertugas meneliti atmosfer matahari atau disebut korona.

Ketika mengorbit dan mencitrakan matahari, SOHO menghalangi bagian yang paling terang dan mengirim citranya ke bumi. Astronom mendeteksi adanya komet dengan melihat spot yang ada pada sisi bagian yang terang, penanda adanya komet.

Perjalanan satelit hingga menemukan 2000 komet membutuhkan waktu 15 tahun. Waktu yang dibutuhkan untuk menginjak angka 1000 adalah 10 tahun, sementara waktu yang dibutuhkan untuk menemukan 1000 komet berikutnya hanya 5 tahun.

Penemuan komet dengan SOHO melibatkan 70 orang astronom amatir dan profesional dari 18 negara. Keseluruhanya melakukan secara sukarela. Mereka mengamati citra yang dihasilkan Large Angle and Spectrometric Coronagraph (LASCO), kamera milik SOHO.

Untuk mengkoordinasikannya, digunakan sebuah situs untuk melaporkan temuan. Karl Battams yang saat ini mengelola situs mengatakan, ketika menemukan komet, astronom akan melaporkannya langsung ke situs tersebut.

Selanjutnya, Karl akan mengkonfirmasi kebenaran dari setiap komet yang ditemukan dan memberi nomor tidak resmi. Data yang telah diberi nomor tersebut dikirim ke Minor Planet Center di Cambridge untuk kemudian diberi nama resmi.

Karl Battams mengungkapkan, "Ada banyak pengetahuan yang bisa kita dapatkan dengan adanya komet ini. Pertama, kita tahu ada lebih banyak komet di tata surya. Mereka bisa memberi tahu darimana mereka berasal dan hancur."

"Hampir keseluruhan komet yang ditemukan dengan SOHO berasal dari sumber yang sama," kata Battams. menurutnya, 85% dari komet berasal dari komet yang lebih besar bernama Kreutz yang hancur beberapa ratus tahun yang lalu.

Komet-komet yang ditemukan dengan SOHO atau yang disebut famili kreutz meruapakan "gembala matahari". Mereka bergerak mendekati matahari dan kemudian menguap dalam beberapa jam setelah penemuannya.

Michal Kusiak, si penemu komet ke 2000 sendiri termasuk astronom amatir yang berprestasi. Ia menemukan komet SOHO pertamanya pada tahun 2007 dan hingga kini telah menemukan 100 komet.