BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Rabu, 29 Februari 2012

Teka teki Dibalik Keindahan Aurora


AFP PHOTO / Scanpix / Rune Stoltz BertinussenAurora borealis di atas langit Tromsoe, Norwegia, Selasa (24/1/2012) malam.

Keindahan aurora mudah dinikmati, terutama oleh mereka yang tinggal di lintang tinggi. Namun, peristiwa pembentukan aurora hingga saat ini belum dipahami sepenuhnya.

Hasil penelitian ilmuwan dari Massachusets Institute of Technology, yang dipublikasikan dalam Nature Physics, Minggu (26/2/2012), semakin membuka wawasan tentang pembentukan aurora. Secara umum, aurora terbentuk ketika partikel energetik dari badai Matahari menumbuk molekul di atmosfer menghasilkan foton cahaya. Lewat hasil penelitian, mekanisme yang lebih detail diuraikan.

Pembentukan aurora terkait dengan adanya gerak elektron yang dipercepat di area magnetotail, yakni bagian medan magnet Bumi yang "mengembang" saat badai Matahari menumbuk Bumi. Area magnetik yang mengembang menyimpan energi persis seperti karet yang diregangkan. Energi bisa dilepas persis seperti karet gelang yang bisa ditembakkan ke arah tertentu.

Gerak elektron dengan kecepatan tinggi juga dimungkinkan karena adanya magnetotail yang besar. Ilmuwan memperkirakan, magnetotail yang ada seribu kali lebih besar dari yang diperkirakan. Energi yang dilepaskan itulah yang mempercepat gerak elektron menuju Bumi. Ketika elektron menumbuk lapisan atas atmosfer Bumi, foton cahaya pun tercipta menghasilkan aurora.

"Orang berpikir area ini kecil. Kami berhasil menunjukkan bahwa area ini bisa sangat besar dan sanggup mempercepat gerak elektron," kata Jan Egedal, pimpinan penelitian, seperti dikutip Space, Senin (27/2/2012).

Untuk mendapatkan hasil penelitian ini, Egedal dan rekannya menganalisis data yang diambil oleh beberapa wahana antariksa, misalnya wahana Cluster milik Eurpean Space Agency (ESA).

Ilmuwan juga menggunakan superkomputer yang disebut Kraken. Superkomputer itu memiliki 112.000 prosesor yang bekerja secara pararel. Para ilmuwan memakai 25.000 prosesor selama 11 hari untuk mengamati 180 miliar partikel simulasi yang bisa menunjukkan gerak elektron.

sumber : kompas.com

Teka teki Dibalik Keindahan Aurora


AFP PHOTO / Scanpix / Rune Stoltz BertinussenAurora borealis di atas langit Tromsoe, Norwegia, Selasa (24/1/2012) malam.

Keindahan aurora mudah dinikmati, terutama oleh mereka yang tinggal di lintang tinggi. Namun, peristiwa pembentukan aurora hingga saat ini belum dipahami sepenuhnya.

Hasil penelitian ilmuwan dari Massachusets Institute of Technology, yang dipublikasikan dalam Nature Physics, Minggu (26/2/2012), semakin membuka wawasan tentang pembentukan aurora. Secara umum, aurora terbentuk ketika partikel energetik dari badai Matahari menumbuk molekul di atmosfer menghasilkan foton cahaya. Lewat hasil penelitian, mekanisme yang lebih detail diuraikan.

Pembentukan aurora terkait dengan adanya gerak elektron yang dipercepat di area magnetotail, yakni bagian medan magnet Bumi yang "mengembang" saat badai Matahari menumbuk Bumi. Area magnetik yang mengembang menyimpan energi persis seperti karet yang diregangkan. Energi bisa dilepas persis seperti karet gelang yang bisa ditembakkan ke arah tertentu.

Gerak elektron dengan kecepatan tinggi juga dimungkinkan karena adanya magnetotail yang besar. Ilmuwan memperkirakan, magnetotail yang ada seribu kali lebih besar dari yang diperkirakan. Energi yang dilepaskan itulah yang mempercepat gerak elektron menuju Bumi. Ketika elektron menumbuk lapisan atas atmosfer Bumi, foton cahaya pun tercipta menghasilkan aurora.

"Orang berpikir area ini kecil. Kami berhasil menunjukkan bahwa area ini bisa sangat besar dan sanggup mempercepat gerak elektron," kata Jan Egedal, pimpinan penelitian, seperti dikutip Space, Senin (27/2/2012).

Untuk mendapatkan hasil penelitian ini, Egedal dan rekannya menganalisis data yang diambil oleh beberapa wahana antariksa, misalnya wahana Cluster milik Eurpean Space Agency (ESA).

Ilmuwan juga menggunakan superkomputer yang disebut Kraken. Superkomputer itu memiliki 112.000 prosesor yang bekerja secara pararel. Para ilmuwan memakai 25.000 prosesor selama 11 hari untuk mengamati 180 miliar partikel simulasi yang bisa menunjukkan gerak elektron.

sumber : kompas.com

Kamis, 17 November 2011

Danau Raksasa Bersembunyi di 'Europa'

Headline

Paris - Para ahli astronomi memperkirakan bahwa sebuah danau raksasa mungkin eksis di balik permukaan es, di salah satu bulan milik planet Jupiter.

Seperti yang dikutip dari ST, sejumlah massa air yang besar seukuran danau Great Lake, di Amerika Utara, mungkin ada di Europa, salah satu satelit miliki Jupiter, ungkap para ahli astronomi.

Laporan ini apabila disertakan bukti dari misi robot tak berawak bakal sangat menarik, sebagaimana air merupakan salah satu kunci terjadinya kehidupan.

Bagian berwarna putih cerah di Europa memantulkan sinar Matahari. Europa merupakan satelit terdekat di planet induknya, yakni Jupiter.

Gambar-gambar yang menyimpulkan bahwa satelit itu mungkin memiliki es ataupun air diambil oleh pesawat tanpa awak Galileo, selama misinya pada 1995 sampai 2003.



http://astronomy-news.net/images/jupiter-moons.jpg



sumber :http://teknologi.inilah.com/read/detail/1797509/danau-raksasa-bersembunyi-di-europa

Sabtu, 22 Oktober 2011

Jupiter-Bumi-Matahari (Oktober 2011)


27-31 Oktober 2011
Bumi Melintas di antara Jupiter dan Matahari

Jupiter - Bumi - Matahari

Jelang Perigee 26 Oktober + Newmoon 27 Oktober 2011.Perigee Terdekat kedua tahun ini !

Jarak Bumi-Bulan Terdekat (Perigee)

26 Oktober 2011: 357.050 km (Perigee terdekat Ke-2 tahun 2011)
20 Maret 2011 : 356.577 km (Perigee terdekat Ke-1)

sumber : http://rafjitsu.blogspot.com/2011/10/planet-watch-jupiter-bumi-matahari.html

Rabu, 05 Oktober 2011



Headline


London – Teleskop paling rumit di dunia berhasil mengambil gambar luar angkasa terdalam. Hal ini dilakukan guna mencari pengetahuan lebih banyak mengenai semesta luar.

The ALMA radio telescope has taken its first photograph of the Antennae Galaxies from the observatory in Chile (pictured)

Gambar menakjubkan ini diambil menggunakan teleskop radio US$1,3 miliar (Rp11,8 triliun) yang berada di Chilean Andes. Atacama Large Milimeter Array (ALMA) berhasil mengambil gambar Galaksi Antennae dari Amerika Selatan.

Teleskop ini kini secara resmi dibuka dan siap menjelajah semesta setelah bertahun-tahun direncanakan.

Proyek manajer National Radio Astronomy Observatory ALMA Mark McKinno mengatakan, “Memiliki tingkap kecanggihan teknis ini seperti mimpi puluhan tahun. Ini sangat menakjubkan”.


Desert location: ALMA sits in the Chajnantor plateau, in Chile's Atacama desert, some 1500 km north of Santiago

Galaksi Antennae atau NGC 4038 dan 4039 menunjukkan pasangan interaksi galaksi di rasi bintang Corvus. Galaksi ini berada 70 juta tahun cahaya dari Bumi seperti ditulis Dailymail.

ALMA's antennas: Each of its 66 antennas will be used to detect extremely cold objects, such as gas clouds formed by stars and planets

Worldwide project: ALMA is an international partnership project of Europe, North America and East Asia, with the cooperation of Chile


Sumber : http://www.klikunic.com/2011/10/tertangkap-kamera-luar-angkasa-terdalam.html#ixzz1ZtbrY1Fq

Selasa, 04 Oktober 2011

Tertangkap Kamera, Galaksi Teraneh di Semesta

Headline


Paris – Astronom berhasil menemukan sebuah galaksi jauh paling aneh yang terletak di antara tempat teraneh di semesta. Seperti apa?

Galaksi Holmberg II menjadi salah satu bintang atraksinya. Hubble Space Telescope (HST) berhasil memotret galaksi ini sedang ‘meniup gelembung’ yang sebenarnya adalah ‘kerang’ gas yang tercipta akibat siklus kehidupan beberapa generasi bintang.

It's a gas, gas, gas: Hubble captures galaxy where supernovas 'light up' glowing shells of gas

Bintang bermassa tinggi ini membentuk wilayah padat gas yang kemudian mengeluarkan angin rasi bintang kuat yang menghembuskan materi di sekitarnya. Di akhir hidupnya, seperi ditulis Dailymail, bintang ini meledak sebagai supernova.

It's a gas, gas, gas: Hubble captures galaxy where supernovas 'light up' glowing shells of gas

Gelombang kejut merobek wilayah kurang padat di sekitar bintang kemudian memanaskan gas dan membentuk ‘kerang’ menakjubkan ini. Hasil gambar menakjubkan ini merupakan perpaduan gambar tampak dan gambar paparan inframerah HST.



Sumber : http://www.klikunic.com/2011/10/tertangkap-kamera-galaksi-teraneh-di.html#ixzz1Zs0UdnJN

Wow....Ada Badai Petir di Bawah Bima Sakti

Headline


London – Menggelegar di bawah kosmik Bima Sakti, gambar badai petir ini mampu memesona setiap orang yang melihatnya. Seperti apa?

Fotografer Randy Halverson (43) ‘menguntit tersangka’ di ladang jagung di Kennebec, South Dakota, Amerika Serikat (AS), demi mendapat gambar terbaik malam berbintang dan berbadai menakjubkan ini.

Twinkle twinkle little lightning storm: The incredible photographs have captured the Milky Way gazing down on a spectacular weather system

Tampak bintang di Bima Sakti bersinar seperti permata di langit sembari badai petir berkecepatan 100km/jam membakar horizon. “Badai ini sangat mengejutkan. Badainya sangat cepat dan kuat. Bahkan saya khawatir perlengkapan saya terbawa angin dan basah,” ujarnya seperti dilaporkan Dailymail.

Heavens above: Randy was hit by 60mph winds as he took the stunning pictures of stars and storm

Randy menggunakan teknik khusus yang disebut timelapse guna menangkap gambar menakjubkan ini. Randy menahan rana kameranya agar terus terbuka selama 30 detik untuk menangkap cahaya bintang dan petir.


Snap happy: Randy held the shutter of his camera open for up to 30 seconds to capture the light from the Milky Way

Awe-inspiring: In this photograph the storm has moved off into the distance, allowing the stars in the Milky Way to shine through even more brightly

Spectacular field of vision: The powerful storm approaches, turning the sky purple




Sumber : http://www.klikunic.com/2011/10/wowada-badai-petir-di-bawah-bima-sakti.html#ixzz1Zs0GfOmm