BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 21 April 2011

Materi Gelap Semakin Bisa Diamati




NASA Kluster galaksi yang dipotret Teleskop Ruang Angkasa Hubble. Dark Matter atau materi hitam adalah jenis materi yang mengisi alam semesta namun masih dulit diobservasi.

Substansi misterius, yakni materi gelap (dark matter), yang selama ini nyaris tidak bisa diobservasi, sekarang makin didekati. Hal itu dikatakan ahli fisika dari Universitas California, Los Angeles, Katsushi Arisaka, Kamis (14/4/2011) di Gran Sasso National Laboratory, Italia.

Program XENON100 yang dilakukan oleh 60 ilmuwan dari 15 institusi sembilan negara ini dilakukan di bawah sebuah gunung, sekitar 100 kilometer dari Roma sehingga gangguan suara 100 kali lebih rendah dibanding penelitian sebelumnya. Pencarian materi gelap membutuhkan sensitivitas amat tinggi.

Diperkirakan 25 persen dari alam semesta terdiri dari materi gelap. Materi umum yang membentuk bintang, planet, gas, dan debu pada galaksi mudah dideteksi karena memantulkan atau memancarkan cahaya. Materi gelap sulit diamati karena hanya bisa diamati secara tidak langsung, yaitu dengan mengamati gaya gravitasi dari galaksi di sekitar kita. Pencarian materi gelap bertujuan menguak misteri tentang asal mula alam semesta.

Senin, 18 April 2011

33.000 Asteroid Baru Ditemukan


NASA
Asteroid Mathilde 253 berukuran 59 x 47 km yang direkam pada 27 Juni 1997.

Misi pemetaan langit menggunakan wahana antariksa Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) berhasil menemukan setidaknya 33.000 asteroid baru yang berada di wilayah antara Mars dan Yupiter serta 20 komet.

Seluruh hasil penemuan tersebut kini bisa diakses secara online di situs WISE. Bagi astronom amatir, data tersebut bisa diakses dengan meng-klik gallery WISE.

Pete Schultz, antariksawan dari Brown University yang tak terlibat proyek ini, mengungkapkan, "Penemuan spektakuler yang kini bisa diakses ini membuktikan bahwa kita memiliki banyak tetangga baru."

Edward Wright dari UCLA yang memimpin investigasi mengatakan, "Mulai saat ini, ribuan mata akan melihat data WISE dan saya mengharapkan kejutan."

Sedangkan William Keel, astronom University of Alabama, telah menggunakan data tersebut untuk deteksi kuasar.

WISE diluncurkan pada Desember 2009. Pada Oktober 2010, pendingin hidrogen di wahana antariksa itu habis dan hanya bisa memperpanjang misi selama empat bulan. Mulai Februari 2011, WISE memasuki masa hibernasi.

Selama 14 bulan misi sejak peluncuran, WISE berhasil menangkap 2,5 juta gambar dari orbit polarnya. Data yang dirilis online saat ini hanya 57 persen dari yang telah diobservasi, sedangkan data lainnya akan dirilis pada 2012.

Misi WISE dikelola oleh Jet Propulsion Laboratory NASA. Misi tersebut adalah kelanjutan dari misi pemetaan langit menggunakan gelombang inframerah, Infrared Astronomical Satellite, yang diluncurkan pada tahun 1983.

Perjalanan Gagarin ke Antariksa Difilmkan



Kantor Berita RIA-Novosti Angkasawan Uni Sovet Kapten Yuri Gagarin sebelum penerbangannya ke angkasa luar yang menjadi pertama kali dalam sejarah manusia (Baikonur, 12 April 1961)

Merayakan 50 tahun penerbangan Yuri Gagarin ke antariksa, First Orbit membuat sebuah film yang menggambarkan pemandangan bumi yang dilihat Gagarin selama misinya. Film yang diputar perdana pada 12 April 2011 itu kini bisa diunduh di situs First Orbit.

Ide pembuatan film itu sederhana. Christopher Riley, pembuat film itu, mengatakan, salah satu pertanyaan yang ada di benak orang setelah misi Gagarin adalah, "bagaimana rupa bumi dari antariksa?" Riley mengatakan, "Saya berandai jika kita bisa membuat film tentang apa yang dilihat Gagarin 50 tahun lalu."

Pengambilan gambar untuk film dilakukan dari Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Karena itu, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya, ISS yang mengorbit bumi setiap 90 menit tak selalu melewati jalur yang sama dengan misi Gagarin 50 tahun lalu.

Untuk mengatasinya, Badan Antariksa Eropa (ESA) mempertemukan Riley dengan pakar mekanik orbit asal Jerman, Gerald Ziegler. Berdasarkan perhitungan Zigler, diketahui kemudian bahwa ISS menutupi permukaan yang sama dengan misi Gagarin sekali dalam seminggu.

Namun, rupanya tantangannya lebih besar. Pembuat film harus merekam pada waktu yang sama seperti misi Gagarin. Selain itu juga harus melewati wilayah yang dilalui Gagarin dalam misinya. Perhitungan lanjut menunjukkan bahwa kesempatan hanya dimiliki setiap enam minggu.

Pembuatan film juga harus menyesuaikan dengan jadwal para astronot di ISS. Para astronot sudah sibuk melakukan eksperimen, observasi bumi, maupun aktivitas lainnya seperti tidur, olahraga, dan makan. Jadwal pembuatan film akan menambah kesibukan.

Namun akhirnya, pembuatan film ini terlaksana. Setelah tes pengambilan gambar sejak November 2010, astronot NASA, Doug Wheelock; astronom ESA, Paolo Nespoli, serta Roland Luttgens dan Giovanni Gravili terlibat dalam pembuatan film itu. Nespoli mengambil paling banyak gambar.

Film cukup berhasil menggambarkan apa yang dilihat Gagarin, di antaranya adanya awan yang menutupi bumi. Ada pula pemandangan Gurun Sahara yang berwarna merah beserta Sungai Nil dan dataran Timur Tengah yang pasti dilihat Gagarin sebelum mendarat.

Saat Paolo berupaya mengambil gambar akhir misi Gagarin, kamera yang digunakan tiba-tiba tak fokus sehingga bumi tampak kabur. Ilusi ini justru bisa menggambarkan situasi saat Vostok 1 memasuki kembali ke bumi mengakhiri misinya. "Itu gambar yang sempurna untuk akhir film," kata Chris.

Beberapa kekurangan memang terdapat pada gambar, misalnya lokasi pendaratan yang digambarkan dalam film sedikit lebih ke timur dari tempat pendaratan Gagarin. Gambar juga tidak diambil pada ketinggian yang sama sebab perbedaan ketinggian ISS dengan Vostok 1 saat itu.

Namun, film ini tetap menarik untuk disaksikan. Citra bulan sabit ditambahkan pada film ini, memenuhi harapan Gagarin yang sebenarnya ingin melihat bulan dalam misinya, tetapi tak bisa. Selain bisa diunduh di First Orbit, film ini juga bisa disaksikan lewat Youtube.

Minggu, 17 April 2011

Astronom Menemukan Jalan Lolos dari Black Hole

Sebuah unsur yang sangat panas telah terdeteksi oleh observatorium sinar gamma integral milik European Space Agency, dalam hitungan milidetik sebelum ia terjerumus ke ruang antah berantah di dalam lubang hitam (black hole).

Temuan ini mengungkapkan adanya sebuah struktur medan magnet yang menyediakan kesempatan lolos bagi partikel-partikel yang disedot oleh
black hole.

http://www.cosmosmagazine.com/files/imagecache/news/files/news/20110325_blackhole.jpg
Ilustrasi : Medan magnet tengah menyemburkan partikel
yang akan terjerumus ke lubang hitam Cygnus X1.

Dari pengamatan, beberapa ratus kilometer dari pusat lubang hitam, ruangan di sekitar merupakan kawasan penuh badai partikel dan radiasi. Badai raksasa yang terdiri dari partikel jatuh ke dalam lubang hitam dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Akibatnya, temperatur naik ke angka jutaan derajat Celcius.

Umumnya, dibutuhkan hanya satu milidetik saja bagi partikel untuk mencapai titik tersebut. Namun kini astronom mendapati bahwa kawasan yang bergejolak itu juga memiliki medan magnet yang menyediakan jalan keluar bagi partikel yang terhisap.

“Temuan adanya emisi yang terpolarisasi dari pancaran
black hole adalah temuan unik,” kata Christoph Winkler, Integral Project Scientist ESA, seperti dikutip dariCosmosmagazine. “Ini pertama kalinya medan magnet teridentifikasi sangat dekat dengan lubang hitam,” ucapnya.

Penemuan itu sendiri diawali ketika Philippe Laurent, ketua tim peneliti dari Institute for Research into the Fundamental Laws of the Universe (IRFU) di Perancis tengah mengamati
black hole Cygnus X-1.

Ketika itu, Laurent dan rekan-rekannya melihat bahwa ia sedang menggerogoti sebuah bintang yang ada di dekatnya dan “memakan” gas milik bintang itu.

Dari bukti yang mereka temukan, terungkap bahwa medan magnet yang ada cukup kuat untuk merebut sebagian partikel dari gaya gravitasi raksasa milik lubang hitam dan melemparkannya ke luar, membuat sebuah semburan partikel ke ruang angkasa bebas.

“Kami perlu menggunakan hampir seluruh pengamatan yang telah dibuat oleh Integral terhadap Cygnus X-1 untuk melakukan pendeteksian ini,” kata Laurent. “Kami belum mengetahui persis bagaimana partikel yang jatuh diubah menjadi semburan.

Masih banyak perdebatan yang terjadi di kalangan pengamat, dan penelitian lebih lanjut akan membantu membuat kesimpulan,” ucap Laurent.

Sebelum ini, semburan di sekitar
black hole pernah ditangkap oleh teleskop radio, namun observasi seperti itu tidak bisa melihat black hole dalam detail yang cukup untuk mengetahui seberapa dekat black hole itu dengan sumber semburan. “Ini membuat penelitian integral menjadi sangat berharga,” ucap Laurent.

Planet Terbesar Di Jagad Raya, WASP-17




Sebuah planet terbesar yang dianggap sebagai planet terbesar di alam semesta/jagat raya ditemukan. Planet tersebut bernama WASP-17 yang besarnya dua kali Jupiter. Yang unik, planet ini tak sama dengan planet lainnya, ia bergerak dalam arah yang salah!. Planet yang dinamai WASP-17 ditemukan para pemburu planet Inggris mengorbit sebuah bintang yang jaraknya 1000 tahun cahaya. Sama seperti planet lainnya, WASP-17 juga terbentuk dari awan gas yang sama yang membentuk bintang, karena itu diharapkan ia akan bergerak pada arah yang sama dengan putaran bintang. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.

David Anderson dari Keele University dan Amaury Triaud dari Observatorium Geneva menemukan kalau si WASP-17 ini bergerak pada arah sebaliknya. Dan ini berarti WASP-17 merupakan planet pertama yang bergerak dalam orbit “retrograde”. Bagaimana mungkin? Tampaknya WASP-17 terlibat dalam tabrakan di area tersebut dengan sebuah planet di awal sejarah hidupnya.

Perbandingan besar, Jupiter (kiri), WASP-17 (kanan), 2x jupiter

Di masa awal sejarah hidupnya WASP-17 merupakan korban permainan bilyar planet yang kemudian terhempas masuk dalam orbit yang tidak biasa akibat pertemuannya dengan planet “saudara tuanya”. Kalau kata Shakespeare, “dua planet tak bisa mendiami orbit yang sama, seperti halnya tak mungkin ada dua raja di Inggris”. Dan WASP-17 memang membuktikan kalau kata-kata itu benar adanya.

Kisah-kisah awal mula pembentukan planet memang penuh dengan berbagai kejadian yang penuh kekerasan. Tabrakan dimana-mana, bahkan Bulan pun diyakini terbentuk saat planet sebesar Mars bertabrakan dengan Bumi yang baru saja terbentuk. Tabrakan yang diyakini melontarkan sejumlah awan reruntuhan ke angkasa dan reruntuhan inilah yang kemudian bersatu membentuk Bulan. Jadi tak heran kalau Sistem Keplanetan yang baru terbentuk merupakan tempat yang keras dan penuh kekejaman. Kondisi awal yang penuh kekejaman inilah yang diperkirakan menyebabkan adanya umban gravitasi yang melontarkannya ke orbit sebaliknya ini.

Dalam pengamatan WASP-17, yang pertama kali menarik perhatian adalah ukurannya yang sangat besar. Dan meskipun massanya hanya 1,5 kali massa Jupiter, ukurannya justru mencapai 2 kali ukuran Jupiter sehingga WASP-17 jadi planet terbesar saat ini.

Sudah sejak lama para astronom bertanya-tanya mengapa sebagian exoplanet lebih besar dari yang diharapkan. Dan kehadiran WASP-17 diharapkan akan memberikan penjelasan. Berada pada orbit retrograde dan elips, WASP-17 memiliki pasang surut yang kuat. Pemampatan dan tarikan akibat pasag surut akan memanaskan planet gas raksasa ini ke kondisinya yang sekarang, menjadi benda raksasa yang menggembung. Kerapatan planet ini hanya seperti ploystyrene yang mengembang (sejenis bahan termoplastik), atau sekitar 70 kali lebih kecil kerapatannya dari Bumi.

Mengapa WASP-17 Berjalan mundur terbalik dengan rotasi bintangnya ?

Apa yang terjadi dengan WASP-17 mungkin pengaruh hantaman atau terserempet planet atau obyek lain yang lebih besar. Interaksi gravitasi dengan obyek itu menarik WASP-17 mengorbit ke arah berlawanan dengan arah rotasi bintang induknya. Tumbukan seperti itu di kosmis tergolong tidak biasa. Tapi bulan termasuk contoh produk tumbukan itu. Bulan diteorikan terbentuk ketika bumi bertabrakan dengan obyek seukuran Mars. teori baru akan masih berkembang.

Penemuan WASP-17 memang tidak sekedar sebuah kesuksesan menemukan planet terbesar tapi ringan dengan orbit retrograde, namun ia bisa membawa kita pada pemahaman lebih lanjut akan pembentukan dan evolusi Tata Surya.

Sumber : (STFC), koran tempo, korananakindonesia.wordpress.com

Bumi Akan Memiliki 2 Matahari


Setidaknya saat ini ada 3 pemberitaan dengan berita utama yang hampir sama. Beritanya menarik loh. Dalam ketiga berita tersebut, disebutkan Bumi tak lama lagi akan memiliki “Dua Matahari”.




Salah satu berita menyebutkan Betelgeuse akan mendekat dan supernova mencapai Bumi sebelum tahun 2012 ketika si bintang meledak. Di berita lainnya disebutkan menurut prediksi Brad Carter, dosen fisika senior dari University of Southern Queensland, Australia, saat Betelgeuse meledak sebagai supernova ia akan sangat terang sampai-sampai malam akan menadi seperti siang hari selama satu atau dua minggu.


Nah menarik kan? Apalagi disebutkan bintang maha raksasa merah di Rasi Orion itu akan “meledak” dan tampak seperti “Matahari” akhir tahun ini. Artinya kita akan melihat “bintang terang” laksana Matahari di tahun 2012. Artinya lagi, apa ini ada kaitannya dengan isu kiamat? Oh la la…

Setelah mencoba mencari tau sumber “kredibel” (paper yang diterbitkan resmi di jurnal ataupun sumber pertama lainnya jika ini bukan hasil penelitian) dari berita tersebut, ternyata diketahui berita tersebut berasal dari salah satu media di Australia.

Dalam berita tersebut pemberitaannya tidak jauh berbeda, yakni kita akan melihat matahari lain menyinari Bumi meski hanya dalam hitungan beberapa minggu. Selain itu ditambahkan juga bahwa ketika ledakan tersebut terjadi, akan ada hujan partikel nutrino yang menghantam Bumi meskipun katanya lagi tidak berbahaya.

Pertanyaannya benarkah ? Simak yuk!

Mengenal Bintang Betelgeuse


Betelgeuse, bintang yang satu ini sangat mudah dikenali di langit malam. Ia berada di antara bintang-bintang si rasi sang pemburu Orion dan ia juga merupakan bintang terang ke-2 setelah Rigel di rasi tersebut. Kamu bisa mengenalinya dengan mudah bahkan ketika dilihat dari kota yang penuh cahaya.



Nama Betelgeuse berasal dari bahasa arab yad al-Jawza yang artinya “tangan Jawza”. Jawza sendiri merupakan nama dari konstelasi Gemini. Di abad pertengahan karakter pertamanya salah dibaca saat di alihbahasakan ke latin menjadi Bedalgeuze. Dan di masa renaisance, nama ini kemudian dikoreksi menjadi Betelgeuse.

Bintang yang satu ini masih terhitung muda jika dibandingkan dengan usia Matahari. Namun di kelasnya, ia sudah termasuk bintang tua yang tengah menjalani masa tua sebagai bintang maha raksasa merah.

Usianya hanya beberapa juta tahun namun kecerlangannya sangat besar, cahayanya 100.000 kali cahaya Matahari. Ukuran bintang ini juga raksasa mencapai hampir 1000 kali ukuran Matahari. Ukuran yang ekstrim untuk sebuah bintang yang hidupnya hanya sebentar.

Nah, jika Betelgeuse ditempatkan di pusat Tata Surya, maka Ia akan sangat besar karena ia diselubungi atmosfer 1000 kali Matahari sehingga ia akan mencapai Jupiter dan menelan Merkurius, Venus, Bumi, Mars dan asteroid di sabuk asteroid.

Massa bintang ini mencapai sekitar 20 kali massa Matahari. Bintang yang memiliki massa besar akan memiliki evolusi yang cepat, demikian juga Betelgeuse.

Dalam usianya yang hanya beberapa juta tahun, Betelgeuse saat ini sedang menghadapi masa tuanya sebagai bintang maha raksasa merah dan tak lama lagi akan mendekati akhir hidupnya yakni meledak sebagai supernova.

Betelgeuse ini juga dikenal sebagai bintang variabel, yakni bintang yang cahayanya berubah-ubah. Sebagai bintang maha raksasa merah, Betelgeuse yang berada pada jarak 640 tahun cahaya ini diketahui ada struktur serupa gelembung raksasa di permukaan bintang yang berdenyut.

Bintang Betelgeuse juga diketahui memiliki sejumlah besar materi yang terbuat dari berbagai molekul dan debu yang di daur ulang sebagai bahan bintang generasi berikutnya atau juga planet seperti Bumi. Fakta lainnya, bintang ini mulai mengerut dan mengalami kehilangan materi secara teratur yang setara dengan massa Bumi setiap tahunnya.

Suatu hari, ia akan mengakhiri masa hidupnya dan meledak sebagai supernova dalam beberapa juta tahun lagi. Pada saat itu terjadi, para pengamat di Bumi akan mendapat kesempatan untuk menikmati kecerlangannya yang terang bahkan di siang hari.

Dua Matahari dan Supernova yang mencapai Bumi

Nah, terkait berita yang datang bahwa kita akan melihat dua Matahari di penghujung tahun 2011 selama beberapa minggu dan Betelguese akan meledak dalam rentang sekarang.

Perlu diketahui Betelguese berada 640 tahun cahaya dari Bumi. Jarak yang luar biasa jauh yang artinya cahaya dari Betelgeuse butuh waktu 640 tahun untuk tiba di Bumi dan dilihat manusia. Jadi, perubahan yang terjadi di bintang tersebut sekarang tidak akan bisa kita ketahui hanya dalam hitungan detik.

Betelgeuse akan meledak itu benar. Tapi apakah di tahun 2012? Wah luar biasa. Tidak ada indikasi apapun tentang itu dan bahkan pemodelan dan pengamatan pun tidak akan bisa memprediksikan waktu setepat itu.

Yang pasti Betelgeuse tidak akan meledak dalam setahun dua tahun ini. Ia masih membutuhkan waktu jutaan tahun untuk mengakhiri masa tuanya dan meledak.

Dalam berita disebutkan juga supernova itu akan mencapai Bumi ketika bintang meledak. Dalam artikel awal sebelum dialihbahasakan disebut juga yang sampai ke Bumi adalah partikel-partikel nutrino. Hmm.. Lagi-lagi jarak menjadi masalah.

Betelgeuse berada 640 tahun cahaya yang artinya ia berada pada jarak 6.054.738.179.200.000 km atau kira-kira 6 bilyun km. Jarak ini terlalu jauh untuk bisa mengancam manusia.

Mengutip Phil Plait dari Bad Astronomy, “jika ada supernova yang bisa mengancam manusia dengan hujan partikel atau bahkan menggoreng manusia dengan cahayanya, maka ia harus berada pada jarak 25 tahun cahaya. Dan Betelguese berada 25 kali lebih jauh dari jarak itu.

Artinya lagi kekuatannya untuk bisa menyakiti manusia akan berkurang 600 kali. Pada jarak tersebut, ketika ia meledak jutaan tahun lagi. Betelgeuse memang akan tampak terang secerlang Bulan Purnama. Dan itu jelas sangat terang di malam hari dan menyilaukan mata.

Tapi yang pasti bintang ini tidak akan tampak terang seperti Matahari. Ia bahkan tak akan bisa mencapai 1/100.000 kecerlangan Matahari jika dilihat dari Bumi. Dan yang pasti ketika itu terjadi, manusia tidak akan terancam”.

Jadi, tidak akan ada supernova apapun di tahun 2012 yang bisa mengukuhkan teori kiamat 2012!

sumber : langitselatan.com

10 Cuaca Ekstrim di Tata Surya


http://prayudi.blog.friendster.com/files/uncategorized-_42012422_solar_system_planets3_416.jpg
Selama beberapa dekade, astronom telah menggunakan teleskop untuk menguraikan kondisi atmosfer di planet yang jauh. Dan menyimpulkan fakta bahwa kita bersyukur telah tinggal di bumi ini.

10. Serious Lightining (Petir Terparah)


Pesawat ruang angkasa NASA Cassini telah melihat sebuah badai listrik di Saturnus yang lebih besar daripada badai listrik daratan Amerika Serikat , dengan kilatan petir yang 1.000 kali lebih kuat daripada di Bumi.

Badai petir yang membentang 2.175 mil (3.500 kilometer) dari utara ke selatan dan memancarkan suara radio yang sama dengan yang dihasilkan di bumi.


9. Hot Crush (Panas Penghancur)



Sesuai namanya,. venus merupakan tempat terpanas di tata surya kita. dengan suhu sekitar 750 Kelvin dan memiliki tekanan 90 kali di bumi ini akan membuat setiap pengunjung akan hancur (crush).

Ilmuwan menyebutkan bahwa hal ini terjadi karena adanya efek rumah kaca yang berlebihan dari awan sulfat yang menutupi langit-langit venus. Maka jadilah efek rumah kaca yang besar dan menyebabkan hal ini.


8. Methane Moon (Bulan Metana)


Pesawat ruang angkasa Cassini Huygens menemukan bukti kuat diantara hujan deras metana cair yang terjadi di bulan nya saturnus "Titan". Dan mungkin "air" yang ada di bulan adalah metana juga karena pada suhu dingin Titan (94 derajat Kelvin) air pun akan dikurung seperti es.


7. Scarlet Rain (Hujan Merah)


Pada musim panas 2001, setidaknya 50 ton partikel merah jatuh di Kerala, India dan terus berlangsung selama hampir dua bulan bersama hujan. Ternyata benda merah berkarat ini termasuk partikel dari badai debu dan sel-sel biologis yang berasal dari luar angkasa (bakteri sejenis itu mksdnya).

Dalam edisi bulan April jurnal Astrophysics and Space Science, ilmuwan dari Mahatma Gandhi University melaporkan bahwa partikel memiliki penampilan sel-sel biologis, dapat bereproduksi di suhu mendesis, dan tidak memiliki kesamaan dengan partikel debu.


6. Planet Popsicle (planet es)


Pluto yang sekarang tidak di anggap planet ke 9 dalam tata surya ini memiliki fakta bahwa sinar matahari yang di dapat pluto di bandingkan bumi adalah sekitar 1:1000 tahun dan menyebabkan planet ini terdiri dari es beku yang terdiri dari nitrogen, metana dan karbon dioksida dengan suhu berkisar antara minus 387 hingga minus 369 Fahrenheit (40-50 derajat Kelvin).


5. Windy World (Dunia Angin)


Di Neptunus ditemukan gemuruh angin yang bertiup lebih banyak dan kuat daripada yang ada di Bumi, mencapai 1.500 mph (2.414 kph). Seiring dengan rotasi planet yang cepat (sekitar 16 jam) sehingga menyebabkan konveksi panas-dingin yang cepat juga, lalu dapat mempengaruhi kecepatan angin dan menciptakan kecepatan yang melebihi kecepatan angin di bumi


4. Freeze Frame(rangka es)



Suhu di Uranus bisa mencapai di bawah minus 300 derajat Fahrenheit (89 Kelvin). Uranus memiliki rotasi 17 jam namun revolusi yang mencapai 84 tahun menyebabkan musim (ekstrim) akan lama berganti. Kadang-kadang kondisinya bisa begitu dingin sehingga gas metana di atmosfer mengembun menjadi metana kristal-awan.


3. Close Encounter (Tabrakan Badai Terbesar)


Dua bintik bulatan di planet jupiter diatas adalah badai yang sedang mengamuk di planet tersebut. Dari ukuran badainya saja dapat kita ketahui. Yang besar dinamakan the great Red Spot, badai yang lebih dari dua kali lipat lebar Bumi dengan 350-mph ((563 kph) angin dan yang kecil (badai) di namakan Red Jr.

Walaupun tidak sepenuhnya dipahami, para ilmuwan berpikir warna merah berkorelasi dengan intensitas badai-angin lalu membangkitkan senyawa kimia dari bawah awan dan mengangkat mereka ke tempat yang tinggi, ditambah sinar ultraviolet sehingga menghasilkan rona bata.


2. Dust Buster (Pelebur Debu)


Mars diketahui telah menghempaskan badai debu yang melanda seluruh belahan mars. Debu berwarna karat ini dapat tertiup dengan kecepatan 60-100 mph (97-161 kilometer) per jam, yang berlangsung selama berminggu-minggu.

Begitu dimulai, kabut tak tertembus ini dapat menyelimuti lebih dari separuh planet, meningkatkan suhu 30 derajat Celcius di belahan mars.


1.Iron rain (Hujan Besi)

Disebut "bintang gagal", planet brown dwarf ini adalah planet yang baru ditemukan di tata surya kita. Warna cokelat menandakan bahwa planet ini memiliki unsur ferum (besi) yang tinggi.

Planet ini memiliki badai seperti yang ada di jupiter dan menghempaskan besi-besi ke permukaan nya. Brown dwarf ini semakin dingin dari waktu ke waktu, molekul gas mengembun menjadi cairan besi-besi awan dan hujan.

Dengan pendinginan lebih lanjut, badai besar menyapu menjauh awan, membiarkan cahaya inframerah terang tersebar ke luar angkasa


.http://argakencana.blogspot.com