BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 17 November 2011

Danau Raksasa Bersembunyi di 'Europa'

Headline

Paris - Para ahli astronomi memperkirakan bahwa sebuah danau raksasa mungkin eksis di balik permukaan es, di salah satu bulan milik planet Jupiter.

Seperti yang dikutip dari ST, sejumlah massa air yang besar seukuran danau Great Lake, di Amerika Utara, mungkin ada di Europa, salah satu satelit miliki Jupiter, ungkap para ahli astronomi.

Laporan ini apabila disertakan bukti dari misi robot tak berawak bakal sangat menarik, sebagaimana air merupakan salah satu kunci terjadinya kehidupan.

Bagian berwarna putih cerah di Europa memantulkan sinar Matahari. Europa merupakan satelit terdekat di planet induknya, yakni Jupiter.

Gambar-gambar yang menyimpulkan bahwa satelit itu mungkin memiliki es ataupun air diambil oleh pesawat tanpa awak Galileo, selama misinya pada 1995 sampai 2003.



http://astronomy-news.net/images/jupiter-moons.jpg



sumber :http://teknologi.inilah.com/read/detail/1797509/danau-raksasa-bersembunyi-di-europa

Sabtu, 22 Oktober 2011

Jupiter-Bumi-Matahari (Oktober 2011)


27-31 Oktober 2011
Bumi Melintas di antara Jupiter dan Matahari

Jupiter - Bumi - Matahari

Jelang Perigee 26 Oktober + Newmoon 27 Oktober 2011.Perigee Terdekat kedua tahun ini !

Jarak Bumi-Bulan Terdekat (Perigee)

26 Oktober 2011: 357.050 km (Perigee terdekat Ke-2 tahun 2011)
20 Maret 2011 : 356.577 km (Perigee terdekat Ke-1)

sumber : http://rafjitsu.blogspot.com/2011/10/planet-watch-jupiter-bumi-matahari.html

Rabu, 05 Oktober 2011



Headline


London – Teleskop paling rumit di dunia berhasil mengambil gambar luar angkasa terdalam. Hal ini dilakukan guna mencari pengetahuan lebih banyak mengenai semesta luar.

The ALMA radio telescope has taken its first photograph of the Antennae Galaxies from the observatory in Chile (pictured)

Gambar menakjubkan ini diambil menggunakan teleskop radio US$1,3 miliar (Rp11,8 triliun) yang berada di Chilean Andes. Atacama Large Milimeter Array (ALMA) berhasil mengambil gambar Galaksi Antennae dari Amerika Selatan.

Teleskop ini kini secara resmi dibuka dan siap menjelajah semesta setelah bertahun-tahun direncanakan.

Proyek manajer National Radio Astronomy Observatory ALMA Mark McKinno mengatakan, “Memiliki tingkap kecanggihan teknis ini seperti mimpi puluhan tahun. Ini sangat menakjubkan”.


Desert location: ALMA sits in the Chajnantor plateau, in Chile's Atacama desert, some 1500 km north of Santiago

Galaksi Antennae atau NGC 4038 dan 4039 menunjukkan pasangan interaksi galaksi di rasi bintang Corvus. Galaksi ini berada 70 juta tahun cahaya dari Bumi seperti ditulis Dailymail.

ALMA's antennas: Each of its 66 antennas will be used to detect extremely cold objects, such as gas clouds formed by stars and planets

Worldwide project: ALMA is an international partnership project of Europe, North America and East Asia, with the cooperation of Chile


Sumber : http://www.klikunic.com/2011/10/tertangkap-kamera-luar-angkasa-terdalam.html#ixzz1ZtbrY1Fq

Selasa, 04 Oktober 2011

Tertangkap Kamera, Galaksi Teraneh di Semesta

Headline


Paris – Astronom berhasil menemukan sebuah galaksi jauh paling aneh yang terletak di antara tempat teraneh di semesta. Seperti apa?

Galaksi Holmberg II menjadi salah satu bintang atraksinya. Hubble Space Telescope (HST) berhasil memotret galaksi ini sedang ‘meniup gelembung’ yang sebenarnya adalah ‘kerang’ gas yang tercipta akibat siklus kehidupan beberapa generasi bintang.

It's a gas, gas, gas: Hubble captures galaxy where supernovas 'light up' glowing shells of gas

Bintang bermassa tinggi ini membentuk wilayah padat gas yang kemudian mengeluarkan angin rasi bintang kuat yang menghembuskan materi di sekitarnya. Di akhir hidupnya, seperi ditulis Dailymail, bintang ini meledak sebagai supernova.

It's a gas, gas, gas: Hubble captures galaxy where supernovas 'light up' glowing shells of gas

Gelombang kejut merobek wilayah kurang padat di sekitar bintang kemudian memanaskan gas dan membentuk ‘kerang’ menakjubkan ini. Hasil gambar menakjubkan ini merupakan perpaduan gambar tampak dan gambar paparan inframerah HST.



Sumber : http://www.klikunic.com/2011/10/tertangkap-kamera-galaksi-teraneh-di.html#ixzz1Zs0UdnJN

Wow....Ada Badai Petir di Bawah Bima Sakti

Headline


London – Menggelegar di bawah kosmik Bima Sakti, gambar badai petir ini mampu memesona setiap orang yang melihatnya. Seperti apa?

Fotografer Randy Halverson (43) ‘menguntit tersangka’ di ladang jagung di Kennebec, South Dakota, Amerika Serikat (AS), demi mendapat gambar terbaik malam berbintang dan berbadai menakjubkan ini.

Twinkle twinkle little lightning storm: The incredible photographs have captured the Milky Way gazing down on a spectacular weather system

Tampak bintang di Bima Sakti bersinar seperti permata di langit sembari badai petir berkecepatan 100km/jam membakar horizon. “Badai ini sangat mengejutkan. Badainya sangat cepat dan kuat. Bahkan saya khawatir perlengkapan saya terbawa angin dan basah,” ujarnya seperti dilaporkan Dailymail.

Heavens above: Randy was hit by 60mph winds as he took the stunning pictures of stars and storm

Randy menggunakan teknik khusus yang disebut timelapse guna menangkap gambar menakjubkan ini. Randy menahan rana kameranya agar terus terbuka selama 30 detik untuk menangkap cahaya bintang dan petir.


Snap happy: Randy held the shutter of his camera open for up to 30 seconds to capture the light from the Milky Way

Awe-inspiring: In this photograph the storm has moved off into the distance, allowing the stars in the Milky Way to shine through even more brightly

Spectacular field of vision: The powerful storm approaches, turning the sky purple




Sumber : http://www.klikunic.com/2011/10/wowada-badai-petir-di-bawah-bima-sakti.html#ixzz1Zs0GfOmm

Rabu, 21 September 2011


Santa Cruz – Astronom Amerika Serikat (AS) berhasil menemukan lubang hitam raksasa. Menariknya, lubang hitam raksasa ini berada pada tahap awal evolusi galaksi. Seperti apa?

Semua galaksi masif memiliki lubang hitam raksasa. Namun, menurut peneliti di University of California, Santa Cruz, (UCSC) lubang hitam aktif jarang ditemui dalam galaksi ‘kerdil’ kecil.

“Hal ini seperti tebakan telur, yang mana yang muncul duluan, lubang hitam raksasa atau galaksi masif?,” ujar peneliti Jonathan Trump.

Hasil studi menunjukkan, bahkan galaksi massa rendah memiliki lubang hitam raksasa. Trump dan rekannya menggunakan Hubble Space Telescope guna mempelajari galaksi yang jaraknya 10 miliar tahun cahaya dari Bumi ini.

Artinya, galaksi ini muncul saat semesta berusia kurang dari seperempat usianya saat ini.

“Kembali pada 10 miliar tahun silam, semesta masih remaja. Jadi, galaksi ini masih sangat kecil dan muda,” paparnya. Temuan ini melawan keyakinan pada formasi lubang hitam.

“Hingga kini, penelitian galaksi jauh secara konsisten mendukung temuan lokal. Kini kita punya teka-teki besar, apa yang terjadi pada galaksi kerdil ini?,” kata profesor astronomi an astrofisika UCSC Sandra Faber. Satu petunjuk bisa jadi fakta galaksi kerdil jauh secara aktif membentuk bintang baru.

“Tingkat pembentukan bintang mereka 10 kali Bima Sakti. Kemungkinan ada hubungan antara hal tersebut dengan inti galaksi aktif. Saat gas tersedia untuk membentuk bintang baru, gas ini juga tersedia untuk memberi makan lubang hitam,” katanya.

http://teknologi.inilah.com/read/detail/1776255/wah-ilmuwan-temukan-lubang-hitam-raksasa-aktif

Headline
dailymail.co.uk

Jakarta – Satelit NASA yang telah pensiun akan kembali memasuki Bumi dalam hitungan hari. Puing dari satelit ini akan tersebar di Bumi dan berpotensi menjatuhi pemukiman.

Beruntungnya, kemungkinan pemukiman kejatuhan puing dari satelit ini sangat kecil. “Kemungkinan puing menjatuhi wilayah pemukiman kecil sekali,” ujar Peneliti Senior Astronomi dan Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Prof. Dr. Thomas Djamaluddin saat diwawancara INILAH.COM via telepon (20/9).

Selain itu, menurutnya, sebagian puing dari sateli NASA ini akan jatuh ke lautan, gunung dan gurun. “Satelit semacam ini biasanya jatuh melewati ekuator. Mengingat posisi Indonesia di ekuator maka kemungkinan kejatuhan puing akan sangat kecil,” tandasnya.

Saat ini, posisi satelit berada di 190 km di atas permukaan bumi dan kecepatan untuk sampai pada titik kejatuhan di 120 km terjadi dalam hitungan hari dan kecepatan kejatuhan puing satelit ini dipengaruhi sinar matahari, lanjutnya.

Seperti dilaporkan Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) NASA, satelit seberat enam ton ini akan jatuh di 57 derajat lintang utara dan 57 derajat lintang selatan. Setengah puing satelit ini akan terbakar namun sisanya menghantam permukaan Bumi.

Selain itu, menurut NASA, kesempatan puing menimpa orang sangatlah kecil, yakni 1:3200.

http://teknologi.inilah.com/read/detail/1773346/dalam-beberapa-pekan-satelit-6-ton-hantam-bumi



Minggu, 18 September 2011

PLEIADES


Pleiades adalah gugusaan bintang (star clutser) yang letaknya berada di rasi Taurus. Pleiades dikenal dengan sebutan SEVEN SISTERS (tujuh saudara/bintang tujuh). Sekarang, dengan mata telanjang, kita dapat menyaksikan bintang bintang Pleiades tersebut. Pleiades juga merupakan salah satu gugus bintang yang terdekat dengan bumi. Jarak bintang Pleiades dari bumi sekitar 541 tahun cahaya. Bintang Pleiades yang paling terang dikenal dengan nama Alcyone (bisa lihat gambar dibawah). Kekuatan pancaran cahayanya yang tampak adalah 2.86, besar ukurannya adalah sembilan kali ukuran matahari, sedangkan suhu panas permukaannya lima kali suhu matahari. Bintang Pleiades terlihat sangat terang pada musim dingin . Bintang-bintang pada Pleiades berusia hampir sama (~ 100 juta tahun) karena terlahir pada satu awan gas antar bintang. Pleiades tergolong gugusan yang beranggotakan bintang yang sangat muda, bandingkan dengan umur Matahari kita yang sudah 4.6 Milyar tahun.

<-- nama bintang di gugusan pleiades

Gugus Pleiades didominasi oleh bintang-bintang biru panas yang terbentuk kurang dari 100 juta tahun yang lalu. Debu yang membentuk nebula pemantul di sekitar bintang-bintang terang awalnya dikira sebagai sisa-sisa pembentuknya (dari sini nama alternatif Nebula Maia diturunkan dari bintangMaia), namun sekarang diketahui bahwa nebula tersebut hanyalah awan debu medium antarbintangyang kebetulan sedang dilintasi oleh gugus. Astronom memperkirakan gugus akan bertahan hingga sekitar 250 juta tahun lagi, setelah itu gugus akan tercerai-berai karena interaksi gravitasi dengan obyek-obyek tetangganya (wikipedia)

Sedikit tentang mitologi dari gugusan Pleiades :

Pleiades adalah tujuh wanita bersaudara yang cantik, mereka adalah Maia, Electra, Alcyone, Taygete, Asterope, Celaeno dan Merope. Ayah mereka adalah Atlas, si pemanggul bumi, sedangkan ibu mereka adalah peri laut Pleione, pelindung para pelaut. Apabila kita tengok langit malam bulan Januari, Pleiades yang terletak di rasi Taurus, merupakan obyek langit yang menarik dan menakjubkan. Gugusan bintang ini merupakan subyek mitos dan legenda yang dapat ditemui pada hampir semua budaya yang ada di muka planet ini. Karena gugusan Pleiades dekat garis edar matahari (dalam jangkauan 4°) di rasi Taurus, ia merupakan obyek ‘musiman’ pada musim semi dan gugur bagi pengamat di bagian utara maupun di selatan khatulistiwa. Karena letaknya di ekliptik, gugusan bintang ini sering berokultasi dengan bulan dan planet-planet. Dan kejadian ini tidak diragukan lagi memesona nenek moyang dahulu.

Setelah pertemuan dengan Orion si pemburu, tujuh bersaudara Pleiades dan ibu mereka menjadi sasaran Orion yang mabuk kepayang oleh kecantikan mereka. Jatuh cinta pada wanita-wanita muda itu, dia mengejar mereka ke seluruh muka bumi. Karena kasihan melihat mereka dikejar-kejar, Zeus mengubah mereka menjadi sekawanan angsa, yang ia letakkan di surga. Hanya enam dari tujuh bintang yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Mitos Yunani kuno menjelaskan menghilangnya bintang ke tujuh dalam berbagai versi. Menurut salah satu versi, semua Pleiades adalah abdi setia dewa, kecuali Merope. Dia mempermalukan saudara-saudaranya dengan perkawinan abadinya dengan Sysyphus, Raja dari Corinth. Versi lain mengenai ‘hilang’-nya bintang adalah mitos Electra, nenek moyang bangsawan Troya. Setelah Troya hancur, Electra yang bersedih meninggalkan saudara-saudara perempuannya dan berubah menjadi komet - yang untuk seterusnya dipercaya sebagai pemberi tanda akan adanya bencana.

Dalam versi lain, Pleiades adalah perawan-perawan yang mendampingi Artemis, dewi pemburu dan bulan dalam kepercayaan Yunani kuno. Diam-diam Orion si pemburu mengendap-endap dan memergoki tujuh bersaudara yang sedang bersenang-senang. Kaget oleh pemunculan Orion yang tiba-tiba, mereka lari berterbangan. Terpesona dengan kecantikan para gadis, Orion memburunya dengan semangat berapi-api pemburu sejati. Artemis sangat terganggu dan meminta bantuan Zeus, yang lalu menyelamatkan mereka menjadi sekawanan angsa yang terbang ke surga untuk menghidari sang pemburu, tapi yang juga memisahkan mereka dari dewi yang selama ini mereka temani. Artemis yang masih merasa terganggu meminta bantuan saudaranya Apollo, yang menciptakan kalajengking raksasa untuk menyerang Orion.

Legenda yang sama juga terdapat pada suku Indian Kiowa di Amerika Utara. Ke tujuh gadis tersebut dibawa ke langit oleh Roh Agung untuk menyelamatkan mereka dari kejaran beruang besar. Indian Mono Barat menganggap Pleiades sebagai kelompok para isteri yang sangat suka dengan bawang dan kemudian diusir oleh suami mereka yang marah. Menyesali perbuatannya, ia kemudian berusaha mencari isteri-isterinya, tapi tidak berhasil karena para isteri sudah berada di langit dan berubah menjadi Pleiades.

Rabu, 24 Agustus 2011

Mengapa Jumlah Bintang Terus Berkurang ?

Mengapa Jumlah Bintang Terus Berkurang?

INILAH.COM, Jakarta - Jarang melihat bintang belakangan ini? Jumlah bintang di angkasa memang sudah berkurang. Ilmuwan menemukan penyebabnya.

Selama ini para ahli astronomi telah mengetahui bahwa jumlah bintang di angkasa terus berkurang. Bintang tua cahayanya semakin redup, sementara bintang baru tidak terbentuk

Tim ilmuwan dari Australia menemukan penyebabnya, yaitu karena berkurangnya molekul hidrogen di dalam galaksi.

Dr. Robert Braun dari CSIRO menggunakan radio teleskop Mopra di New South Wales untuk membandingkan galaksi-galaksi. Ia menemukan galaksi baru mengandung lebih banyak molekul gas hidrogen dibanding galaksi lama.

"Hasil temuan ini membantu kita memahami mengapa sekarang bintang tak bersinar lagi," ujar Braun seperti dikutip dari TGdaily.

Bintang terbentuk dari awan berisi debu dan gas yang sangat besar dan bersinar karena ada proses pembakaran hidrogen menjadi helium. Ketika hidrogen habis, tekanan akan menurun, dan bintang pun lama-kelamaan mati.

Lalu kemapa jumlah hidrogen berkurang?

Menurutnya, berkurangnya gas hidrogen dan formasi bintang kemungkinan mulai terjadi sejak ukuran jagat raya semakin cepat berkembang, dan galaksi-galaksi jadi kesulitan menangkap gas.


sumber : yahoo.com

Minggu, 21 Agustus 2011

Bulan Ternyata 200 Juta Tahun Lebih Muda

SHUTTERSTOCK

KOMPAS.com — Dipercaya, Bulan tercipta dari tabrakan antara benda langit besar serupa planet dengan proto-Bumi. Energi akibat tabrakan ini sedemikian besar sehingga material yang meleleh terlempar ke angkasa dan membentuk Bulan. Saat Bulan mendingin, material memadat dan membentuk beragam mineral.

Lars E Borg dari Lawrence Livermore National Laboratory dan Richard Carlson dari Universite Blaise Pascal berusaha mengetahui kapan kejadian tersebut terjadi, alias memperkirakan umur Bulan. Mereka menganalisis ferroan anthrosite (FAN), batuan lempeng tertua di Bulan.

Hasil analisis dengan bantuan isotop timah dan neobydium itu menunjukkan bahwa usia Bulan ternyata 200 juta tahun lebih muda dari perkiraan. Sebelumnya diperkirakan bahwa usia Bulan 4,568 miliar tahun atau hampir setara dengan usia tata surya. Tetapi, hasil analisis Borg dan Carlson menunjukkan bahwa usia Bulan 4,36 miliar tahun.

"Usia sampel batuan Bulan yang muda ini berarti bahwa Bulan memadat jauh setelah waktu yang diperkirakan dan kita harus mengubah seluruh pemahaman kita tentang sejarah geokimia Bulan," kata Carlson seperti dikutip Physorg, Rabu (17/8/2011).

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa usia batuan lempeng tertua di Bulan itu sama dengan usia mineral tertua, zircons, yang ditemukan di wilayah barat Australia. Ini menegaskan, batuan tertua di Bumi dan Bulan terbentuk pada saat yang hampir bersamaan, setelah tabrakan.

Hasil penelitian Borg dan Johnson dipublikasikan di jurnal Nature, Rabu kemarin. Sampel FAN yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari koleksi Johnson Space Center, NASA.


sumber : kompas.com

Besok, Malam Terbaik Berburu Neptunus


StellariumPosisi Neptunus (garis merah empat buah) pada Senin (22/8/2011) menjelang tenggalm di barat, pukul 04.00 WIB seperti simulasi Stellarium.

Tak sepanjang tahun Planet Neptunus bisa diamati dengan mudah. Nah, Senin (22/8/2011) malam, akan menjadi malam terbaik untuk berburu Neptunus. Pasalnya, besok, Bumi akan melewati wilayah antara Neptunus dan Matahari, membuat planet terjauh dalam tata surya itu dikatakan memasuki titik oposisi. Neptunus akan terbit dari timur, semakin naik dan akhirnya tenggelam di arah barat.

Kala berada dalam titik oposisi, Neptunus akan berada di seberang Matahari dari sudut pandang orang di Bumi. Ini juga berarti bahwa Neptunus sedang berada dalam titik terdekatnya dengan Bumi tahun ini, membuatnya bersinar tampak bersinar lebih terang dari biasanya.

Karena bersinar lebih terang, pengamat di Bumi lebih mudah melihatnya. Tapi, untuk melihatnya lebih jelas lagi harus menggunakan alat bantu, berupa binokuler atau teleskop kecil. Jika memiliki teleskop besar atau memungkinkan pergi ke planetarium atau observatorium, itu ide yang lebih bagus.

Meski lebih terang, untuk melihatnya masih merupakan tantangan. Jarak terdekat yang dicapai Neptunus adalah 4,3 miliar km dari Bumi sehingga planet ini sebenarnya masih tampak redup. Perlu kesabaran dan strategi untuk menemukannya.

Situs Space.com memberikan peta langit untuk panduan pengamatan. Anda bisa mencari letak konstelasi Capricornus yang relatif mudah dikenali. Selanjutnya, carilah letak bintang Deneb Algiedi dan Iota Aquarii. Neptunus terletak di atas Iota Aquarii.

Dengan binokuler atau teleskop kecil, Neptunus hanya akan tampak sebagai titik bulat berwarna hijau kebiruan. Sementara, dengan teleskop yang lebih besar disertai perbesaran 200 kali, Neptunus akan tampak sebagai piringan kecil.

Neptunus adalah planet terjauh dalam tata surya, setelah Pluto dihapus dari daftar planet. Jarak Neptunus adalah 30 kali jarak Bumi-Matahari, atau 4,5 miliar km bila tak sedang oposisi. Planet ini mengelilingi Matahari dalam waktu sangat lama, 164,79 tahun.

Pada 1 Juli 2011 lalu, Neptunus baru saja menyelesaikan revolusi pertama sejak ditemukan 23 September 1846. Sejauh ini, hanya 1 wahana antariksa yang berhasil mencapai planet ini, yakni Voyager 2. Hingga kini, masih banyak misteri planet berukuran 4 kali Bumi ini yang belum terkuak.

sumber : kompas.com

Centaurs, Manusia Setengah Kuda dalam Mitologi Yunani Kuno

Dalam mitologi Yunani, Centaurs (Kéntauroi) adalah ras manusia setengah kuda, ia biasanya digambarkan berwujud manusia dari kepala sampai pinggang, namun bagian pinggang kebawah berwujud kuda. Foto di bawah, bukan merupakan hasil penemuan Arkeologis, kerangka Centaur pada foto ini, adalah merupakah hasil buatan dari 'Skulls Unlimited International' dari kerangka manusia asli yang digabungkan dengan kerangka Zebra.

Centaurs sendiri hanyalah merupakan mahkluk imajinatif yang pertama kali muncul dalam mitologi Yunani.



Skulls Unlimited International, Inc., located in Oklahoma City, Oklahoma, is a commercial supplier of osteological specimens including real and replica skulls and skeletons. Skulls Unlimited also provides a skull cleaning service, using Dermestid Beetles to strip the flesh from skulls and skeletons. Skulls Unlimited processes approximately 25,000 skull specimens per year

Mereka merupakan keturunan dari Centaurus, centaur yang pertama. Ayah Centaurus adalah Ixion seorang manusia, penguasa dari Thessaly, yang mencintai [selingkuhan] Dewi Hera, istri Zeus. Zeus yang cemburu, kemudian menciptakan kembaran Hera dari gumpalan awan dan menamainya Nephele. Suatu ketika mereka bertemu, Ixion yang menganggap wanita yang bersamanya itu [Nephele] adalah Dewi Hera kemudian berhubungan badan dengannya. Nephele kemudian mengandung, dan melahirkan mahkluk setengah manusia setengah kuda yang kemudian dia namai Centaurus.

Yang paling terkenal dari para Centaur ini adalah Chiron teman dari Heracles atau Hercules [sosok Chiron ini, muncul dalam Film Percy Jackson and the Olymipans]. Ia adalah salah satu centaur yang lembut dan bijaksana, yang ketika tewas oleh Zeus ditempatkan di langit sebagai Konstalasi Bintang Centaurus. Kemudian diadaptasi menjadi zodiak Sagittarius.

sumber : terselubung.blogspot.com

Selasa, 16 Agustus 2011

Bumi Sebenarnya Tak Perlu Bulan

KOMPAS.com — Simulasi stabilitas Bumi untuk berputar pada porosnya menunjukkan bahwa sebenarnya Bumi tak perlu Bulan. Dalam artian, tanpa kehadiran Bulan pun, dinamika Bumi tetap stabil sesuai simulasi tersebut.


"Bulan yang besar memang bisa menstabilkan planet. Tapi dalam banyak kasus, hal itu tak dibutuhkan," ungkap Jason Bames, astronom University of Idaho yang melakukan simulasi itu.

Bulan yang relatif besar saja yakni beberapa ratus lebih kecil dibandingkan Bumi tidak terlalu besar pengaruhnya. Bandingkan dengan satelit Phobos milik Mars yang ukurannya 60 juta kali lebih kecil daripada Bulan.

Astronom percaya, efek Bulan pada stabilitas rotasi Bumi tak sebesar yang diperkirakan. Tanpa Bulan, kemiringan Bumi hanya akan berubah sebesar 10 hingga 20 derajat dalam kurun waktu 500 juta tahun.

Perubahan itu memang bisa berdampak pada iklim. Namun, dampak iklim yang ada tak akan terjadi secara luas sehingga tidak mengganggu proses evolusi makhluk hidup.

Astronom pun percaya, Bulan juga tidak dibutuhkan oleh planet lain di semesta yang berpotensi mendukung kehidupan.

Mereka justru percaya, tanpa planet lain seperti Jupiter, perubahan kemiringan Bumi justru akan terjadi secara liar. "Ini karena Jupiter sangat masif," kata Bames seperti dikutip situs Daily Mail, Kamis (11/8/2011) lalu.

Hasil simulasi ini berbeda dengan teori yang berkembang. Selama ini dipercaya bahwa tanpa Bulan, kemiringan Bumi akan terus berubah dan perubahan iklim yang besar akan terjadi. Matahari mungkin bersinar di kutub dan mencairkan es sehingga berpengaruh pada evolusi makhluk hidup.

Hasil penelitian Bames dipublikasikan di jurnal Astrobiology Magazine bulan ini.

Jumat, 12 Agustus 2011

Akhir Pekan Ini, Puncak Hujan Meteor


SKYANDTELESCOPE

KOMPAS.com - Sambil menanti waktu sahur hingga matahari terbit, Anda berkesempatan untuk menayaksikan "bintang jatuh" melesat di langit. Perlu tahu saja, puncak hujan meteor Perseid akan berlangsung akhir pekan ini antara 12-13 Agustus 2011. Perseid merupakan salah satu hujan meteor paling besar yang rutin terjadi setiap tahun.

Pada puncak hujan meteor Perseid, diperkirakan ada sebanyak 60-120 meteor yang bisa teramati per jamnya. Menurut situs astronomi Space.com, Rabu, (11/8/2011), waktu pengamatan yang tepat adalah sekitar pukul 01.00 dini hari waktu masing-masing daerah.

Pengamatan terbaik adalah dengan cara mengarahkan pandangan ke arah timur laut, tempat rasi Perseus. Meteor akan bergerak secara radian dari bagian atas rasi bintang tersebut. Namun, pengamatan kali ini mungkin agak terganggu karena cahaya bulan yang terang mendekati purnama. Langit benar-benar gelap hanya beberapa menit saja menjelang matahari terbit.

Saat hujan meteor Perseid berlangsung, hujan meteor Delta Aquarid pun akan terjadi. Hanya saja, jumlah meteor yang bisa disaksikan mungkin tak sebanyak Perseid. Hujan meteor Delta Aquaruds sebenarnya sudah terjadi sejak 14 Juli 2011 lalu dan masih akan berlangsung hingga 18 Agustus 2011 mendatang.

Meteor Perseid berasal dari komet 109P/Swift-Tuttle. Setiap bulan Agustus, Bumi memasuki bekas lintasan komet itu sehingga debu-debu dan batu yang tersisa di lintasan komet masuk ke atmosfer Bumi sebagai hujan meteor, dengan kecepatan sekitar 60 kilometer per detik. Posisi terdekat komet ini dengan Matahari yang terakhir terjadi pada 1992.

Meski hujan meteor Perseid sudah berlangsung sejak tahun 1990-an, hingga kini hujan meteor tersebut tetap terjadi. Menurut Hakim, hal itu terjadi karena besarnya diamater inti komet, yang menurut Space.com mencapai 9,7 kilometer. Walaupun terjadi berulang, hujan meteor ini tidak akan menimbulkan efek berarti bagi Bumi. Dalam jangka panjang, banyaknya hujan meteor bisa menimbulkan penumpukan debu di bagian atas atmosfer Bumi sehingga bisa menghalangi cahaya Matahari.

Karena cahaya bulan terang maka hujan meteor Perseid tahun ini termasuk bukan yang terbaik. Sementara meteor Delta Aquarids akan bergerak dengan kecepatan 42 kilometer per detik. Wilayah tropis Bumi bisa menyaksikan hujan meteor ini lebih baik dibanding wilayah lain.


sumber : kompas.com

Planet Terhitam yang Pernah Ditemukan


Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics
TrES-2b, planet yang paling hitam.

KOMPAS.com — Astronom berhasil menemukan planet terhitam yang mungkin lebih hitam dari arang. Planet itu bernama TrES 2-b dan merupakan planet gas raksasa seukuran Jupiter. Planet ini dideteksi untuk kali pertama pada tahun 2006 oleh Trans Atlantic Exoplanet Survey (TReS).

TrES-2b hanya bisa merefleksikan kurang dari 1 persen cahaya bintang. "TrES-2b bahkan kurang reflektif dari cat akrilik hitam," kata David Kipping dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics seperti dikutip AFP, Jumat (12/8/2011).

TrES-2b mengorbit bintang GSC 03549-02811 yang terletak pada jarak 750 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di konstelasi Draco. Jarak TrES-2b dengan bintangnya sangat dekat, hanya 5 juta kilometer. Bandingkan dengan jarak Bumi-Matahari yang mencapai 150 juta kilometer.

Karena jarak TrES-2b dan bintangnya dekat, suhunya begitu panas, atmosfernya dimasak hingga suhu 1.000 derajat celsius. TrES-2b mengemisikan cahaya merah redup, seperti warna kumparan pada kompor listrik yang dinyalakan.

Astronom telah menyelidiki sebab kehitaman planet. Memang, keberadaan senyawa penyerap cahaya seperti uap sodium, potasium, dan titanium oksida terdeteksi. Namun, semua senyawa itu belum bisa menjelaskan kehitaman ekstrem TrES-2b. "Belum jelas apa yang menyebabkan planet ini sangat gelap," kata David Spegel dari Princeton University yang juga terlibat penelitian.

Penyelidikan lanjut masih akan dilakukan nanti. Penemuan planet ini dipublikasikan di Monthly Notices Royal Astronomical Society, Inggris, bulan ini. TrES-2b adalah salah satu planet yang dideteksi dengan wahana antariksa Kepler.


sumber : kompas.com

Dua Planet Baru Kembali Ditemukan Kepler

NASA/Ames/JPL-Caltech Ilustrasi planet ekstrasolar yang mengorbit bintangnya.

KOMPAS.com — Wahana antariksa Kepler kembali menunjukkan keampuhannya. Dua planet yang dideteksinya dapat dikonfirmasi oleh Hobby-Eberly Telescopes dan Nordic Optical Telescope.

Planet pertama yang ditemukan adalah Kepler 14b yang memiliki massa delapan kali Yupiter dan terletak pada sistem bintang ganda. Berdasarkan publikasi NASA, planet ini mengorbit bintangnya dalam waktu sangat singkat, tujuh hari. Bintang kedua mengorbit bintang pertama dalam waktu jauh lebih lama, 2.800 tahun.

Ada kesulitan ketika astronom hendak menemukan planet ini. Cahaya dari bintang yang tak diorbit planet begitu menyilaukan sehingga membuat peredupan yang diakibatkan oleh planet tak begitu tampak. Jika tak hati-hati, hal itu berdampak pada ketidaktepatan karakteristik Kepler 14b. Namun, masalah ini bisa diatasi.

Sementara itu, planet kedua yang ditemukan adalah Kepler 17b. Planet ini memiliki massa 2,5 kali Yupiter dan bersama Kepler 14b dimasukkan dalam kategori Hot Jupiter. Kepler 17b mengorbit bintang yang seukuran dengan Matahari, tetap lebih muda. Periode orbitnya adalah 1.486 hari, sedangkan arah orbit planet diketahui searah dengan arah putaran bintang.

Analisis pada bintang yang diorbit planet itu menunjukkan adanya peredupan yang tidak hanya diakibatkan oleh Kepler 14b. Seperti diuraikan di situs Physorg, hal itu mungkin disebabkan oleh aktivitas bintang ataupun sunspot.

Penemuan dua planet ini bukanlah yang pertama oleh Kepler. Sebelumnya, Kepler menemukan ratusan planet, salah satunya Kepler 10b yang berukuran 1,4 kali massa Bumi, tetapi tak bisa dihuni manusia. Tahun 2020, Kepler ditargetkan bisa menemukan 10.000 planet.


sumber : kompas.com

Bukti Alam Semesta Lebih dari Satu


Citra sisa bintang yang diperkirakan terbentuk saat kelahiran alam semesta.

KOMPAS.com — Benarkah ada alam semesta selain yang kita diami sekarang? Teori fisika modern membenarkannya. Berdasarkan teori itu, semesta tak cuma satu, dunia adalah dunia yang multiverse. Semesta tempat kita hidup berada dalam sebuah gelembung di mana ada semesta lain yang terdapat di dalamnya. Tabrakan antarsemesta adalah hal yang mungkin terjadi.

Fisikawan dari University College London (UCL) kini mengembangkan cara untuk mendeteksi jejak tabrakan itu. Mereka membuat simulasi langit dengan atau tanpa tabrakan dan mengembangkan algoritma dasar untuk menentukan citra yang sesuai dengan data radiasi gelombang mikro kosmos dari Wilkinson Microwave Aniostropy Probe (WMAP) milik NASA.

Metode yang dikembangkan para ilmuwan itu dipublikasikan di jurnal Physics Review Letters dan Physical Review D yang terbit Juli 2011. Algoritma yang dikembangkan memiliki keampuhan sebab bisa menyelesaikan masalah yang sering dihadapi saat ini dalam mendeteksi jejak tabrakan antarsemesta.

"Semua pola-pola yang didapatkan dalam data acak terlalu mudah untuk diinterpretasikan lebih (seperti klaim penemuan pahatan wajah Mahatma Gandhi di Mars yang ternyata citra gunung). Jadi kami berhati-hati dalam melihat data, seberapa mungkin tanda tabrakan ini cuma kebetulan," kata Daniel Mortlock, ilmuwan UCL yang terlibat penelitian ini.

Mortlock mengatakan, dengan mengembangkan metode untuk mendeteksi tabrakan, teori bahwa dunia terdiri atas banyak semesta bisa dibuktikan atau dibantah. Selama ini, beberapa klaim penemuan jejak tabrakan antarsemesta ada, tapi belum bisa dipastikan bahwa jejak yang dimaksud adalah hasil tabrakan atau hanya noise dalam data.

Seperti dikutip Physorg, Rabu (3/8/2011), Stephen Feeney, pelajar UCL yang terlibat penelitian itu mengungkapkan, "Penelitian ini memberikan kesempatan untuk membuktikan teori yang benar-benar mengejutkan, bahwa kita ada dalam dunia yang multiverse, di mana semesta lain juga eksis di dalamnya."


sumber : kompas.com