BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 12 Maret 2011

Gempa Jepang, Akibat Kedekatan Bumi-Bulan?


Ilustrasi

Situs astronomi Space.COM beberapa waktu lalu memberitakan bahwa bulan sedang bergerak pada posisi terdekat dengan bumi. Posisi terdekat akan dicapai pada tanggal 19 Maret 2011 nanti, membawa bulan hanya pada jarak 221.567 mil, terdekat selama 18 tahun terakhir. Ketika Bulan sedang ada pada posisi terdekatnya, maka fenomena ini sering disebut "supermoon".

Para ahli mengatakan, akibat dari "supermoon" adalah meningkatnya gelombang pasang air laut beserta meningkatnya aktivitas seismik di Bumi yang bisa berakibat pada meningkatnya potensi gempa bumi dan erupsi gunung berapi. Pada saat yang hampir bersamaan atau 8 hari sebelum puncak kedekatan Bumi dengan Bulan (perigee), Jepang diguncang oleh gempa berkekuatan 8,9 skala magnitude dan menyebabkan tsunami yang hingga kini menewaskan 1000 korban jiwa.

Sebagaimana diketahui, gempa diakibatkan oleh aktivitas tektonik Bumi. Berangkat dari kebetulan tersebut, beberapa pihak berspekulasi bahwa gempa di Jepang disebabkan oleh Bulan yang hendak menuju titik terdekatnya dengan Bumi.

Blogger Mark Paquette misalnya, memulai spekulasinya dengan mengatakan bahwa beberapa peristiwa gempa dahsyat memang terkait dengan kedekatan Bumi-Bulan. Ia mencontohkan gempa yang mengakibatkan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 lalu. Gempa tersebut terjadi 14 hari sebelum perigee Bumi-Bulan yang terjadi pada 10 Januari 2005.

Ia menuliskan, "Jadi, apa yang bisa kita lihat sekarang? Gempa bumi? Erupsi gunung berapi? Sepertinya kita cuma bisa menunggu dan melihat nanti." Komentar tersebut memang menakutkan. Bagaimana tidak, belum terjadi perigee saja bisa berakibat pada gempa terdahsyat sepanjang sejarah Jepang sejak 1891.

Menanggapi spekulasi itu, meteorolog senior di AccuWeather Paul Walker mengatakan, spekulasi bahwa gempa Jepang disebabkan oleh perigee Bumi-Bulan sepertinya tidak benar. "Saya kira Anda tidak bisa menghubungkannya dengan 'supermoon' yang masih 8 hari lagi terjadi. 'Supermoon' memang bisa berakibat pada gelombang pasang yang luar biasa, tapi tidak bisa begitu saja dikaitkan dengan peristiwa alam yang ekstrim semacam ini," jelasnya seperti dikutip MSNBC.

Astronom NASA David William juga mengatakan bahwa "supermoon" bukan penyebab gempa. "Supermoon itu hanya bulan yang besar dan sangat bercahaya. Tak ada yang spesial dengan itu," paparnya.

John Vidale, seismolog University of Washington dan direktur Pasific Northwest Seismic Network serta Wiliam Wilcock yang juga dari University of Washington pun mengatakan hal serupa. Mantan ilmuwan NASA Phil Plait mengatakan dengan tegas, "Apapun yang orang katakan, yang jelas tak ada kemungkinan gempa ini disebabkan oleh Bulan."

Perigee memang bisa menyebabkan peningkatan aktivitas tektonik, namun ia mengatakan bahwa hingga saat ini Bulan belum berada pada titik terdekat itu. Pergerakan Bulan bisa membawanya menuju titik terdekat dan terjauh dengan Bumi. Titik terdekat disebut perigee sedangkan titik terjauh disebut apogee.

Saat perigee, efek gravitasi Bulan terhadap Bumi meningkat. Efek yang paling bisa dilihat adalah gelombang pasang, sebab air adalah salah satu elemen bumi yang paling mudah dipengaruhi gravitasi.

Jumat, 11 Maret 2011

Fenomena "Sundog" Tampak bagai UFO



Adam Gasson
Sundog yang terlihat pantai wilayah utara Cowes, Isle of Wight, Inggris
Foto:
1 2

Seorang fotografer asal Bristol, Adam Gasson, berhasil mengabadikan fenomena Sundog di sebuah pantai wilayah utara Cowes, Isle of Wight, Inggris, yang tampak pada Sabtu (5/3/2011).

Sundog memiliki nama ilmiah parhelion. Ini adalah fenomena di atmosfer berupa spot cahaya yang terang yang biasanya muncul saat curah hujan tinggi dan suhu atmosfer sangat dingin.

Sundog terbentuk ketika terdapat kristal es (yang kadang disebut debu berlian) di udara rendah. Kristal es akan membelokkan sinar matahari dengan sudut minimal 22 derajat.

Jika kristal tersusun random, maka akan terbentuk halo matahari. Namun, jika kristal tersusun berlapis, maka cahaya matahari akan dibelokkan horizontal dan sundog terbentuk.

Sundog bisa disebut juga anjing penjaga matahari. Seperti namanya, sundog seolah akan menemani matahari, menyebabkan munculnya "matahari baru" di sisi Matahari.

Gasson mengatakan, "Saya melihat sundog itu melayang di langit dan saya berpikir, ini pasti sesuatu yang spesial. Cara sundog itu melayang di langit membuatnya bagaikan UFO."

"Sundog itu bertahan di langit ketika saya melihatnya selama lebih kurang 20 menit. Ia tampak sangat terang dan merupakan salah satu hal terindah yang pernah saya saksikan," katanya.

Fenomena sundog pernah terjadi juga di Thailand dan Kazakhstan. Di China, fenomena sundog juga pernah terjadi dan mengakibatkan Bumi seolah-olah memiliki empat matahari.

Di Indonesia, sundog mungkin belum pernah dijumpai. Namun, fenomena halo sudah pernah tampak di beberapa daerah, seperti Bogor, Yogyakarta, dan Padang

Bawah Tanah Mars Mungkin Menyimpan CO2


Atmosfer Mars saat ini memiliki lapisan karbon dioksida yang tipis. Hal ini membuat para ilmuwan bertanya-tanya sebab mereka meyakini bahwa sebenarnya di masa lalu Mars memiliki lapisan karbon dioksida yang lebih tebal, memungkinkan air dalam wujud cair stabil di permukaan Mars.

Ke mana karbon dioksida itu pergi? Penelitian James Wray dari Cornell University di Ithaca, New York, mengungkapkan penyebabnya. Hasil penelitiannya dipresentasikan di pertemuan Lunar and Planetary Science Conference yang berlangsung minggu ini di Texas.

Menurutnya, karbon dioksida mungkin saja terkubur di bawah permukaan Mars. Karbon dioksida membentuk mineral karbonat, sebuah proses yang di bumi terjadi ketika lautan menyerap karbon dioksida dari atmosfer dan mendepositkannya dalam bentuk batuan karbonat.

Proses yang sama, menurut Wray, bisa terjadi di Mars pula. Untuk diketahui, instrumen pemetaan mineral di Mars Reconnaissance Orbiter NASA berhasil menemukan mineral batuan yang kembali terangkat ke permukaan planet merah itu setelah sebelumnya sempat terkubur.

Hilangnya karbon dioksida dari atmosfer Mars menyebabkan massa jenis atmosfer planet merah itu tak serapat sebelumnya. Hilangnya karbon dioksida ini sendiri telah menjadi pertanyaan sejak lama, dikenal dengan Mars Missing Carbon.

Meteorit Bawa Alien Berbentuk Cacing



Richard Hoover/The Journal of Cosmology
Helai-helai yang diduga sebagai fosil alien atau makhluk asing berbentuk seperti cacing ditemukan di sebuah meteorit.

Seorang peneliti dari NASA mengklaim telah menemukan bukti adanya makhluk angkasa luar (alien). Laporan yang ditulis Richard Hoover yang dipublikasikan di Journal of Cosmology, Jumat (4/3/2011), memuat foto makhluk semacam cacing berukuran mikroskopik.

Dia menyatakan telah menemukan fosil amat kecil pada meteorit. Dari fragmen yang dibawa Hoover tampak beberapa tipe meteorit kondrit karbon (carbonaceous chondrite) yang merupakan materi dengan kandungan air dan materi organik relatif tinggi.

Penemuan tersebut memancing optimisme sekaligus skeptisisme dan kini diteliti oleh 100 ilmuwan. Hoover menyimpulkan, bakteri yang menjadi fosil tersebut bukan hasil kontaminasi dengan bumi, melainkan sisa-sisa makhluk hidup yang memfosil yang pada mulanya hidup di komet, bulan, dan bintang.

Rabu, 09 Maret 2011

Discovery Mendarat di Bumi, Selamanya...



NASA
Pesawat ulang alik Discovery

Pesawat ulang alik luar angkasa Discovery akhirnya sukses kembali ke bumi. Pukul 11.57 EST atau 23.57 WIB Rabu malam (9/3/2011), pesawat tersebut berhasil mendarat di Kennedy Space Center, Florida.

Saat Discovery mendarat, Kennedy Space Center dipenuhi oleh para pekerja yang terlibat proyek ini, jurnalis dan bahkan anak sekolah yang ingin menyaksikan peristiwa bersejarah ini.

Bersama Discovery, mendarat pula enam astronot yang dipimpin Steve Lindsey. Turut mendarat pula 2 spacewalker yang terlibat dalam misi terakhir Discovery, Steve Bowen dan Al Drew. "Untuk terakhir kalinya, ini berhenti," kata Lindsey begitu Discovery mendarat dan berhenti.

Discovery berhasil menuntaskan misi terakhirnya dengan sukses. Dengan demikian, Discovery berhasil memecahkan rekor dengan 39 misi penerbangan luar angkasa, 148 juta mil perjalanan, 5830 kali mengorbit bumi dan 365 atau persis setahun menjalani waktu di luar angkasa.

Setelah misi terakhir ini, Discovery akan disimpan di Smithsonian Institution. NASA mengatakan, butuh waktu 3 bulan untuk mengambil 3 mesin utama dan membuang materi berbahaya sebelum pesawat siap dimuseumkan. Jarak 750 mil mesti ditempuh Discovery dengat jumbo jet sebelum sampai ke museum.

Di misi terakhirnya, Discovery berhasil menuntaskan misi diantaranya mengirimkan kompartemen baru untuk International Space Station (ISS), dan memasang kabel ekstensi.

Dua pesawat luar angkasa NASA lainnya, Endeavour dan Atlantis bersiap menuju luar angkasa setelah Discovery mendarat. Nantinya keduanya juga akan dipensiunkan. Dalam jangka waktu hingga 2025 dan 2030, NASA selanjutnya akan mengembangkan misi ke asteroid dan Mars.

Hawking-Aldrin Rintis Ekspansi Antariksa



NASA/Paul E. Alers Stephen Hawking

Tokoh ternama dalam bidang astrofisika dan kosmologi, Stephen Hawking, merancang kerja sama dengan Buzz Aldrin, astronot sekaligus manusia kedua yang berhasil menginjakkan kaki di bulan. Kerja sama keduanya dirintis dengan tujuan mengupayakan masa depan manusia yang lebih baik di luar angkasa.

Detail dari kerja sama tersebut masih belum jelas saat ini, tapi keduanya memiliki mimpi besar. Setelah bertemu beberapa waktu lalu, mereka memberi pernyataan yang mengungkapkan, "Kerja sama bertujuan mendefinisikan dan merumuskan Visi Antariksa Terpadu yang membantu keberlanjutan ekspansi manusia ke luar angkasa dan menjamin kesintasan spesies manusia."

Mereka menambahkan, rumusan tersebut akan membantu manusia dalam menyelesaikan persoalan di bumi. Rumusan juga akan memberikan fondasi yang mantap untuk membangun koloni manusia di seluruh tata surya.

Hawking dan Aldrin mengatakan, hal itu tak mungkin dilakukan oleh satu negara saja, melainkan lewat kerja sama. "Misi terpadu ini akan membentuk kepemimpinan global. Ketika tiap negara bekerja sama, dan bukan hanya saling berkompetisi seperti dahulu, maka tiap negara akan berkontribusi dalam kekuatan dan sumber daya tertentu," papar keduanya secara tertulis dalam rilis setelah pertemuannya.

Aldrin memang telah pensiun dari pekerjaannya, tapi hingga kini masih terus terlibat dalam eksplorasi antariksa. Ia mendukung visi Presiden Barack Obama yang lebih memilih mengeksplorasi asteroid pada tahun 2025 dan Mars pada 2030 daripada fokus untuk kembali mengeksplorasi Bulan.

Hawking sendiri walaupun menderita penyakit neurodegeneratif amyotrophic lateral sclerosis, tetap menjadi salah satu astrofisikawan dan kosmolog handal dunia. Tahun lalu, ia membuat program televisi yang di dalamnya berisi pernyataan bahwa tak ada jaminan alien akan menjadi rekan manusia. Alien bisa saja datang sebagai penjajah, menggali sumber daya di bumi, dan memanfaatkannya untuk kepentingan mereka.

Mengenai pertemuan dan kerja sama dengan Hawking, Aldrin mengaku sangat terkesan. "Saya selalu mengagumi Stephen Hawking dan hasil karyanya yang terus mengembangkan pemahaman kita tentang semesta. Pertemuan kami yang berlangsung selama 3 jam adalah hal yang paling indah dan tak biasa," kata Aldrin.

Astronomy Calendar of Celestial Events for Calendar Year 2011

2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 | 2020

This astronomy calendar of celestial events contains dates for notable celestial events including moon phases, meteor showers, eclipses, occultations, oppositions, conjunctions, and other interesting events. Most of the astronomical events on this calendar can be seen with unaided eye, although some may require a good pair of binoculars for best viewing. Many of these events and dates used here were obtained from the U.S. Naval Observatory, the NASA/Goddard Space Flight Center, and The Old Farmer's Almanac. Events on the calendar are organized by date and each is identified with an astronomy icon as outlined below. Times given in Coordinated Universal Time (UTC) must be converted to your local time. You can use the UTC clock below to figure out how many hours to add or subtract for your local time.

Legend for astronomy calendar icons


Coordinated Universal Time (UTC)

  • January 3, 4 - Quadrantids Meteor Shower. The Quadrantids are an above average shower, with up to 40 meteors per hour at their peak. The shower usually peaks on January 3 & 4, but some meteors can be visible from January 1 - 5. Best viewing will be from a dark location after midnight. Look for meteors radiating from the constellation Bootes.

  • January 4 - New Moon. The Moon is directly between the Earth and the Sun and is not visible. This phase occurs at 09:03 UTC.

  • January 4 - Partial Solar Eclipse. The partial eclipse will be visible in most parts of northern Africa, Europe, and Asia. (NASA Map and Eclipse Information)

  • January 19 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 21:21 UTC. This full moon was known by early Native American tribes as the Full Wolf Moon because this was the time of year when hungry wolf packs howled outside their camps. This moon has also been know as the Old Moon and the Moon After Yule.

  • February 3 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 02:31 UTC.

  • February 18 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 08:36 UTC. This full moon was known by early Native American tribes as the Full Snow Moon because the heaviest snows usually fell during this time of the year. Since hunting is difficult, this moon has also been known by some tribes as the Full Hunger Moon.

  • March 4 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 20:46 UTC.

  • March 19 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 18:10 UTC. This full moon was known by early Native American tribes as the Full Worm Moon because this was the time of year when the ground would begin to soften and the earthworms would reappear. This moon has also been known as the Full Crow Moon, the Full Crust Moon, and the Full Sap Moon. This will also be the largest full moon of the year because it will be near perigee, its closest point to the Earth.

  • March 20 - March Equinox. The March Equinox occurs at 23:21 UTC. The Sun will shine directly on the equator and there will be nearly equal amounts of day and night throughout the world. This is also the first day of spring (vernal equinox) in the northern hemisphere and the first day of fall (autumnal equinox) in the southern hemisphere.

  • April 3 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 14:32 UTC.

  • April 3 - Saturn at Opposition. The ringed planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view and photograph Saturn and its moons.

  • April 18 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 02:44 UTC. This full moon was known by early Native American tribes as the Full Pink Moon because it marked the appearance of the moss pink, or wild ground phlox, which is one of the first spring flowers. This year, it is also known as the Paschal Full Moon because it is the first full moon of the spring season.

  • April 21, 22 - Lyrids Meteor Shower. The Lyrids are an average shower, usually producing about 20 meteors per hour at their peak. These meteors can produce bright dust trails that last for several seconds. The shower usually peaks on April 21 & 22, although some meteors can be visible from April 16 - 25. This year, the gibbous moon will hide most of the fainter meteors in its glare. Look for meteors radiating from the constellation of Lyra after midnight, and be sure to find a dark viewing location far from city lights.

  • May 3 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 06:51 UTC.

  • May 5, 6 - Eta Aquarids Meteor Shower. The Eta Aquarids are a light shower, usually producing about 10 meteors per hour at their peak. The shower's peak usually occurs on May 5 & 6, however viewing should be good on any morning from May 4 - 7. A thin, crescent moon will set early in the evening leaving dark skies for what could be an good show. The radiant point for this shower will be in the constellation Aquarius. Best viewing is usually to the east after midnight, far from city lights.

  • May 7 - Astronomy Day Part 1. Astronomy Day is an annual event intended to provide a means of interaction between the general public and various astronomy enthusiasts, groups and professionals. The theme of Astronomy Day is "Bringing Astronomy to the People," and on this day astronomy and stargazing clubs and other organizations around the world will plan special events. You can find out about special local events by contacting your local astronomy club or planetarium. You can also find more about Astronomy Day by checking the Web site for the Astronomical League.

  • May 11 - Conjunction of Mercury, Venus, and Jupiter. The three planets will form a 2-degree long vertical line in the early morning sky. The planet Mars will also be visible nearby. Look to the east near sunrise.

  • May 17 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 11:09 UTC. This full moon was known by early Native American tribes as the Full Flower Moon because this was the time of year when spring flowers appeared in abundance. This moon has also been known as the Full Corn Planting Moon and the Milk Moon.

  • June 1 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 21:03 UTC.

  • June 1 - Partial Solar Eclipse. The partial eclipse will be visible in most parts eastern Asia, Alaska, northern Canada, and Greenland. (NASA Map and Eclipse Information)

  • June 15 - Total Lunar Eclipse. The eclipse will be visible throughout most of South America, Europe, Africa, Asia, and Australia. (NASA Map and Eclipse Information)

  • June 21 - June Solstice. The June solstice occurs at 17:16 UTC. The North Pole of the earth will be tilted toward the Sun, which will have reached its northernmost position in the sky and will be directly over the Tropic of Cancer at 23.44 degrees north latitude. This is the first day of summer (summer solstice) in the northern hemisphere and the first day of winter (winter solstice) in the southern hemisphere.

  • July 1 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 08:54 UTC.

  • July 1 - Partial Solar Eclipse. This partial eclipse will only be visible off the coast of Antarctica.
    (NASA Map and Eclipse Information)

  • July 15 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 06:40 UTC. This full moon was known by early Native American tribes as the Full Buck Moon because the male buck deer would begin to grow their new antlers at this time of year. This moon has also been known as the Full Thunder Moon and the Full Hay Moon.

  • July 28, 29 - Southern Delta Aquarids Meteor Shower. The Delta Aquarids can produce about 20 meteors per hour at their peak. The shower usually peaks on July 28 & 29, but some meteors can also be seen from July 18 - August 18. The radiant point for this shower will be in the constellation Aquarius. This year the thin, crescent moon will be hanging around for the show, but it shouldn’t cause too many problems. Best viewing is usually to the east after midnight from a dark location.

  • July 30 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 18:40 UTC.

  • August 12, 13 - Perseids Meteor Shower. The Perseids is one of the best meteor showers to observe, producing up to 60 meteors per hour at their peak. The shower's peak usually occurs on August 13 & 14, but you may be able to see some meteors any time from July 23 - August 22. The radiant point for this shower will be in the constellation Perseus. The full moon will definitely be a problem this year, hiding the fainter meteors with its glare. But with up to 60 meteors per hour possible, it could still be a great show. Find a location far from city lights and look to the northeast after midnight.

  • August 13 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 18:57 UTC. This full moon was known by early Native American tribes as the Full Sturgeon Moon because the large sturgeon fish of the Great Lakes and other major lakes were more easily caught at this time of year. This moon has also been known as the Green Corn Moon and the Grain Moon.

  • August 11 - Neptune at Opposition. The blue planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view Neptune. Due to its distance, it will only appear as a tiny blue dot in all but the most powerful telescopes.

  • August 29 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 03:04 UTC.

  • September 12 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 09:27 UTC. This full moon was known by early Native American tribes as the Full Corn Moon because the corn is harvested around this time of year. This moon is also known as the Harvest Moon. The Harvest Moon is the full moon that occurs closest to the September equinox each year.

  • September 23 - September Equinox. The September equinox occurs at 09:05 UTC. The Sun will shine directly on the equator and there will be nearly equal amounts of day and night throughout the world. This is also the first day of fall (autumnal equinox) in the northern hemisphere and the first day of spring (vernal equinox) in the southern hemisphere.

  • September 25 - Uranus at Opposition. The blue-green planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view Uranus. Due to its distance, it will only appear as a tiny blue-green dot in all but the most powerful telescopes.

  • September 27 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 11:09 UTC.

  • October 1 - Astronomy Day Part 2. Astronomy Day is an annual event intended to provide a means of interaction between the general public and various astronomy enthusiasts, groups and professionals. The theme of Astronomy Day is "Bringing Astronomy to the People," and on this day astronomy and stargazing clubs and other organizations around the world will plan special events. You can find out about special local events by contacting your local astronomy club or planetarium. You can also find more about Astronomy Day by checking the Web site for the Astronomical League.

  • October 12 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 02:06 UTC. This full moon was known by early Native American tribes as the Full Hunters Moon because at this time of year the leaves are falling and the game is fat and ready to hunt. This will also be the smallest full moon of the year because it will be near apogee, its farthest point from the Earth.

  • October 21, 22 - Orionids Meteor Shower. The Orionids is an average shower producing about 20 meteors per hour at their peak. This shower usually peaks on the 21st, but it is highly irregular. A good show could be experienced on any morning from October 20 - 24, and some meteors may be seen any time from October 17 - 25. The nearly last quarter moon may hide some of the faintest meteors this year. Best viewing will be to the east after midnight. Be sure to find a dark location far from city lights.

  • October 26 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 19:56 UTC.

  • October 29 - Jupiter at Opposition. The giant planet will be at its closest approach to Earth and its face will be fully illuminated by the Sun. This is the best time to view and photograph Jupiter and its moons. The giant planet will be a big and bright as it gets in the night sky. A medium-sized telescope should be able to show you some of the details in Jupiter's cloud bands. A good pair of binoculars should allow you to see Jupiter's four largest moons, appearing as bright dots on either side of the planet.

  • November 10 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 20:16 UTC. This full moon was known by early Native American tribes as the Full Beaver Moon because this was the time of year to set the beaver traps before the swamps and rivers froze. It has also been known as the Frosty Moon.

  • November 17, 18 - Leonids Meteor Shower. The Leonids is one of the better meteor showers to observe, producing an average of 40 meteors per hour at their peak. The shower itself has a cyclic peak year every 33 years where hundreds of meteors can be seen each hour. The last of these occurred in 2001. The shower usually peaks on November 17 & 18, but you may see some meteors from November 13 - 20. The nearly last quarter moon may hide some of the faintest meteors this year, but this should still be an excellent show. Look for the shower radiating from the constellation Leo after midnight.

  • November 25 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 06:10 UTC.

  • November 25 - Partial Solar Eclipse. This partial eclipse will only be visible over Antarctica and parts of South Africa and Tasmania. (NASA Map and Eclipse Information)

  • December 10 - Full Moon. The Moon will be directly opposite the Earth from the Sun and will be fully illuminated as seen from Earth. This phase occurs at 14:36 UTC. This full moon was known by early Native American tribes as the Full Cold Moon because this is the time of year when the cold winter air settles in and the nights become long and dark. This moon has also been known as the Moon Before Yule and the Full Long Nights Moon.

  • December 10 - Total Lunar Eclipse. The eclipse will be visible throughout most of Europe, eastern Africa, Asia, Australia, the Pacific Ocean, and the North America. (NASA Map and Eclipse Information)

  • December 13, 14 - Geminids Meteor Shower. Considered by many to be the best meteor shower in the heavens, the Geminids are known for producing up to 60 multicolored meteors per hour at their peak. The peak of the shower usually occurs around December 13 & 14, although some meteors should be visible from December 6 - 19. The radiant point for this shower will be in the constellation Gemini. The gibbous moon will definitely interfere this year by hiding the faintest meteors, but with up to 60 meteors per hour possible, this should still be an excellent show. Best viewing is usually to the east after midnight from a dark location.

  • December 22 - December Solstice. The December solstice occurs 05:30 UTC. The South Pole of the earth will be tilted toward the Sun, which will have reached its northernmost position in the sky and will be directly over the Tropic of Capricorn at 23.44 degrees south latitude. This is the first day of winter (winter solstice) in the northern hemisphere and the first day of summer (summer solstice) in the southern hemisphere.

  • December 24 - New Moon. The Moon will be directly between the Earth and the Sun and will not be visible from Earth. This phase occurs at 18:06 UTC.

Kamus Astronomi

A B C D E F G H I J K L M

N O P Q R S T U V W X Y Z

A

Albedo: perbandingan antara intensitas cahaya yang diterima dari Matahari dengan yang dipantulkan oleh permukaan planet. Bulan memiliki albedo 0,113 dan Bumi 0,367

Apfokus: jarak terjauh sebuah benda terhadap titik fokus elips orbitnya. Misalnya, jarak terjauh Bumi dari Matahari disebut dengan aphelion. Dalam sistem Bulan – Bumi, namanya apogee. Dalam sistem bintang ganda, namanya apastron. Bumi berada di aphelion saat bulan Juli.

Asensiorekta: salah satu besaran dalam koordinat ekuatorial yang mendefinisikan jarak antara titik gamma dengan benda langit. Asensiorekta dihitung sepanjang ekuator langit dari 0 – 24 jam.

Asteroid: benda kecil di tata surya, yang sangat banyak terdapat di antara orbit Mars dan Jupiter. Selain itu, ada juga NEA, Near Earth Asteroid atau asteroid di dekat Bumi.

Astrometri: cabang ilmu dalam astronomi yang mempelajari penentuan posisi objek langit. Contohnya penentuan orbit bintang ganda, asteroid, dan gerak diri bintang.

Astrofisika: cabang ilmu dalam astronomi yang mempelajari proses fisika yang terjadi di dalam objek langit. Seperti reaksi nuklir di dalam inti bintang dan proses hantaran energi dari inti bintang hingga ke atmosfernya.

Aurora: cahaya yang timbul di lapisan ionosfer akibat interaksi antara partikel bermuatan yang berasal dari angin Matahari dengan medan magnet planet. Di Bumi, aurora ada 2 macam, yaitu aurora Borealis (terlihat dari Bumi belahan utara) dan aurora Australis (terlihat dari Bumi belahan selatan).

B

Benda Hitam (Black Body): benda hipotetis yang menyerap semua energi yang diterimanya. Benda ini dapat didekati dengan membuat eksperimen berikut: sebuah benda berongga yang diberi lubang kecil dipanaskan. Apabila kita amati lubang yang ada di benda tersebut maka sifat pancaran energinya mendekati sifat benda hitam.

Bolide: bola api yang mengeluarkan suara bergemuruh, yang timbul ketika meteor melintas di udara.

Bulge: bagian pusat dari sebuah galaksi spiral yang menonjol, berbentuk spheroid yang ukuran tiga sumbunya berbeda.

C

Centaurus: rasi berbentuk setengah manusia dan setengah kuda yang berada di belahan langit selatan. Rasi ini berada sangat dekat dengan rasi Crux. Dua kakinya, dua bintang paling terang di rasi ini yaitu bintang Alfa dan Beta Centauri, menunjuk rasi Crux di sebelah baratnya.

Crux: rasi berbentuk salib/layang-layang yang berada di belahan langit selatan. Rasi ini menjadi salah satu penunjuk arah selatan yang cukup akurat.

D

Deklinasi: salah satu besaran dalam koordinat ekuatorial yang mendefinisikan jarak antara benda langit dengan ekuator langit. Dihitung dalam satuan derajat dari -90 – 0 – 90.

E

Ekuator langit: garis imajiner yang membagi langit menjadi dua bagian sama besar, yaitu belahan langit utara dan selatan.

Ekliptika: bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari. Bidang ini membentuk sudut sebesar 23,5 derajat dengan ekuator langit. Dapat juga dikatakan sebagai lintasan semu Matahari selama satu tahun di langit.

Elongasi: sudut yang dibentuk antara Matahari, Bumi, dan planet.

F

Fotosfer: bagian dari Matahari yang memancarkan cahaya.

G

Galaksi: kumpulan terbesar bintang-bintang di alam semesta. Memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-macam, seperti spiral, elips, dan tak beraturan. Galaksi Bimasakti (Milky Way Galaxy) berbentuk spiral.

Gerhana: peristiwa tertutupnya sebuah objek karena adanya objek yang melintas di depannya. Kedua objek yang terlibat dalam gerhana ini memiliki ukuran yang hampir sama jika diamati dari Bumi. Contohnya gerhana Matahari dan gerhana Bulan.

Grup Lokal (Local Group): kelompok kecil galaksi di sekitar Galaksi Bimasakti. Beranggotakan sekitar 30 galaksi, kelompok galaksi ini hanya beranggotakan sedikit galaksi yang berukuran besar, di antaranya adalah Bimasakti, Andromeda, Awan Magellan Besar, dan Awan Magellan Kecil.

Gugus bintang (star cluster): sekelompok bintang-bintang yang berdekatan karena dilahirkan pada daerah yang sama. Terdapat dua jenis gugus bintang, yaitu gugus terbuka dan gugus bola.

Gugus terbuka/galaktik (open cluster ): gugus bintang dengan bintang anggota berjumlah kurang dari 100 bintang. Ruang antar bintang terlihat renggang

Gugus bola (globular cluster): gugus bintang dengan bintang anggota berjumlah hingga jutaan bintang. Ruang antar bintang terlihat rapat.

H

Halo galaksi: komponen terbesar dari sebuah galaksi spiral. Diperkirakan bahkan membentang lebih jauh dari batas terjauh piringan yang bisa dilihat.

Horison: garis khayal yang membatasi wilayah langit yang dapat diamati dengan permukaan Bumi yang dipijak pengamat. Di laut yang luas, horison mempertemukan laut dengan langit.

I

Inklinasi: sudut yang terbentuk akibat dua bidang yang tidak terletak sejajar. Inklinasi ekliptika dengan ekuator langit adalah 23,5 derajat, inklinasi orbit Bulan dengan ekliptika adalah 5 derajat.

J

Jupiter: nama salah satu planet di tata surya kita.

K

Katai putih: salah satu tahapan akhir dari evolusi bintang yang terjadi ketika bintang menghembuskan selubungnya setelah menjadi planetary nebula dan hanya menyisakan bagian intinya saja. Matahari diyakini akan menjadi sebuah bintang katai putih.

Komet: benda kecil di tata surya yang terlihat memiliki ekor ketika melintas di dekat Matahari. Karena orbitnya yang sangat eksentrik, komet lebih sering diamati ketika berada di dekat Matahari saja. Contoh: komet Halley yang mendekati Matahari setiap 76 tahun sekali.

Konjungsi: konfigurasi yang terbentuk ketika planet – Matahari – Bumi berada pada satu garis lurus. Untuk planet dalam, formasi seperti itu disebut dengan konjungsi superior. Sedangkan konfigurasi Matahari – planet – Bumi disebut konjungsi inferior. Sudut elongasi planet saat konjungsi adalah 0° .

Kuadratur (timur dan barat): konfigurasi yang terbentuk ketika elongasi planet luar adalah 90° .

L

Leonid: salah satu nama hujan meteor yang terkenal karena jumlah meteornya sangat banyak dan spektakuler. Diambil dari nama rasi Leo yang menjadi titik radian/titik tempat meteor-meteor yang terjadi “berasal.”

M

Magnitudo: satuan yang digunakan untuk menyatakan kecerlangan suatu bintang/benda langit.

Meridian: garis khayal yang menghubungkan kutub utara langit dan kutub selatan langit dan memisahkan belahan langit sebelah timur dengan langit barat. Peristiwa saat objek langit melintasi meridian dari timur ke barat disebut juga transit.

Messier: nama katalog untuk 110 benda-benda langit yang menarik, berisi nebula, gugus bintang, dan galaksi. Nama Messier diambil dari nama penemunya, Charles Messier (1730-1817) seorang astronom Prancis.

Meteor: kilatan cahaya di langit yang diakibatkan oleh masuknya benda asing ke Bumi. Benda tersebut akan bergesekan dengan partikel di atmosfer Bumi sehingga memanas dan memijar. Benda ini bisa saja habis terbakar atau terus melaju hingga menumbuk permukaan Bumi.

Meteorit: meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer dan menumbuk permukaan Bumi.

Meteoroid: benda yang ukurannya lebih kecil dari asteroid dan lebih besar dari atom yang terdapat di ruang angkasa dan menjadi benda yang menimbulkan meteor.

N

Nebula: sekumpulan gas dan debu yang memiliki kerapatan rendah. Dapat merupakan materi pembentuk bintang atau sebaliknya, merupakan sisa ledakan bintang (supernova).

O

Okultasi: peristiwa tertutupnya sebuah benda langit oleh benda langit lainnya yang lebih besar. Contohnya okultasi bintang oleh Bulan atau planet.

Oposisi: konfigurasi yang terbentuk ketika Matahari – Bumi – planet berada pada satu garis lurus. Sudut elongasi planet saat oposisi adalah 180° .

P

Parsek (parsec, pc): jarak objek yang memiliki paralaks sebesar 1 detik busur, yaitu sebesar 206265 SA atau 3.26 tahun cahaya.

Perifokus: jarak terdekat dari titik fokus untuk orbit elips. Apabila Matahari yang berada di titik fokus disebut dengan perihelion, bila bintang yang di titik fokus sebutannya adalah periastron. Bumi berada di titik perihelion pada bulan Januari

Polusi Cahaya: polusi karena cahaya yang menerangi langit malam. Hal ini sangat mengganggu pengamatan astronomi karena informasi dari langit datang dalam bentuk cahaya, sehingga jika lingkungan sekitar terlalu terang oleh cahaya lampu penduduk/jalan maka benda langit akan semakin sulit dilihat.

Phobos: salah satu satelit/bulan milik planet Mars.

Pluto: nama benda di tata surya yang sempat digolongkan sebagai planet sebelum tahun 2006. Karena bentuk orbitnya, Pluto bisa menjadi lebih jauh daripada Neptunus atau lebih dekat.

Pulsar: pulsating radio source. Sumber pemancar energi radio yang pancarannya berubah-ubah secara periodik.

Q

Quasar: quasi stellar object. Objek yang tampak seperti bintang (sumber cahaya titik) namun berjarak sangat jauh dan mengindikasikan bahwa objek ini berada di luar Galaksi. Diketahui sebagai galaksi yang memiliki bagian inti yang aktif (Active Galactic Nuclei)

R

Rasi: kumpulan bintang yang tampak berdekatan di langit dan membentuk benda khayal bila dibuat garis yang menghubungkan bintang-bintangnya.

Reflektor: jenis teleskop yang menggunakan cermin dalam sistem optiknya

Refraktor: jenis teleskop yang menggunakan lensa dalam sistem optiknya

S

Sabuk Van Allen: daerah di ruang angkasa dekat Bumi yang berbentuk donat yang berisikan partikel bermuatan

Satuan Astronomi, SA (Astronomy Unit, AU): jarak rata-rata Bumi – Matahari, sebesar 149.6 juta km, atau disederhanakan menjadi 150 juta km. Penggunaan jarak ini terbatas pada lingkup tata surya.

Supernova: peristiwa meledaknya bintang, yang menjadi tahapan akhir evolusi bintang bermassa besar.

T

Tahun Cahaya (light year, ly): jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu 1 tahun. Kalikan kecepatan tempuh cahaya (300.000 km/dt) dengan jumlah detik dalam setahun. Hasilnya adalah 946 x 10^14 km atau 6324 AU. Jarak Matahari – Bumi adalah 8 menit cahaya.

Tata surya: sistem banyak benda yang bercirikan adanya sebuah benda dominan berupa bintang yang dikelilingi benda-benda lainnya yang lebih kecil. Hingga kini telah banyak ditemukan sistem tata surya di bintang lain, selain tata surya yang kita tinggali (Matahari dan 8 planetnya).

Teleskop: piranti optik astronomi yang membantu mata untuk mengamati benda-benda langit yang redup. Sistem kerja utamanya adalah mengumpulkan cahaya.

Transit: peristiwa melintasnya sebuah benda langit di meridian (disebut juga kulminasi atas). Arti lainnya adalah peristiwa melintasnya planet Merkurius atau Venus di depan piringan Matahari ketika diamati dari Bumi.

Trojan: kelompok asteroid yang berada di lintasan/orbit Jupiter, berjarak sudut 60 derajat di depan dan belakang Jupiter. Dengan demikian, asteroid ini mengorbit Matahari bersama-sama Jupiter dan tidak akan pernah menumbuk Jupiter.

U

Ultraungu: suatu daerah energi dengan panjang gelombang yang pendek dan energi tinggi.

V

Vernal equinox: suatu waktu di kala Matahari berada tepat di titik perpotongan antara ekliptika dengan ekuator, sehingga pada saat itu panjang siang dan malam di Bumi di semua tempat adalah sama. Terjadi pada tanggal 21 Maret. Bisa disebut juga sebagai equinox awal.

W

W-Virginis: nama bintang variabel yang terletak di rasi Virgo

X

X-ray: sinar X. Pancaran elektromagnetik dengan energi tinggi.

Y

Yerkes: nama sistem klasifikasi bintang berdasarkan luminositas.

Z

Zenith: titik di langit yang berada tepat di atas kepala. Lawannya adalah Nadir.

Zodiak: kelompok rasi yang dilewati ekliptika (Matahari) sepanjang tahun. Ada 12 rasi dalam zodiak yang dikaitkan dengan astrologi.

Tugas Discovery Selesai, Segera Mendarat



NASA
Pesawat ulang alik Discovery saat mendekati Stasiun Antariksa Internasional (ISS), Sabtu

Pesawat ulang-alik Discovery akhirnya purnatugas seusai tugas para awaknya di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS), Senin (7/3/2011). Discovery mengirimkan ruang gudang, robot prototipe, dan berton-ton pasokan logistik pada penerbangan terakhirnya yang merupakan penerbangan ke-39 ke antariksa.

Pilot Discovery, Eric Boe, meninggalkan ISS pukul 07.00 WIB setelah kunjungan selama sembilan hari ke ISS. Discovery diperkirakan akan mendarat di Kennedy Space Center, Florida, Amerika Serikat, Rabu (9/3/2011).

”Kami akan merindukan kalian dan kami akan merindukan Discovery,” kata komandan ISS, Scott Kelly, saat perpisahan, Minggu. Musik untuk membangunkan para astronot ketika itu digantikan dengan musik khusus dari musik film Star Trek yang dibintangi William Shatner. ”Ruang angkasa... batas terdepan,” kata Shatner pada awal musik dari film televisi tahun 1960-an itu. Discovery telah bertugas selama 30 tahun.

Pihak Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menghentikan operasi Discovery karena biayanya yang terlalu tinggi. Kini akan dikembangkan pesawat yang mampu terbang hingga batas lebih tinggi dari ketinggian ISS yang sekitar 352 kilometer. Proyek ISS bernilai sekitar 100 miliar dollar (sekitar Rp 900 triliun dengan kurs 1 dollar sekitar Rp 9.000) yang dibiayai 16 negara. Pesawat ulang-alik lainnya, Endeavour dan Atlantis, rencananya akan diterbangkan terakhir kali pada April dan Juni mendatang.

Senin, 07 Maret 2011

Penemuan-Penemuan favorit Astronomi

Picture HAWAII (Suaramedia) Bertahun-tahun lamanya astronom dunia selalu berusaha mencari tahu keadaan dunia luar, melalui teknologi yang semakin canggih.

Penemuan-penemuan ini ternyata patut diacungi jempol. Pasalnya, telah ditemui titik terang akan apa sebenarnya yang terjadi di luar bumi, meskipun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan itu semua. Sedangkan untuk keadaan planet di luar bumi, astronom memastikan ada sekira 50 planet baru yang terbentuk pada tahun ini. "Ini merupakan tahun yang sangat menarik untuk penemuan eksoplanet. Bahkan bantuan teknologi canggih, seperti teleskop baru, benar-benar memungkinkan para astronom untuk melakukan pengukuran yang lebih akurat yang mampu membawa kita menemukan hal-hal yang tidak mungkin," ujar astronom dari Universitas Hawaii, seperti dikutip melalui space.com, Kamis (25/12/2008).

Inilah lima penemuan terfavorit yang terjadi pada tahun 2008,

1. Dunia Alien

Satu-satunya hal yang sangat ingin diketahui oleh para astronom, dan masyarakat dunia, adalah keberadaan mahluk lain selain manusia. Jawaban tersebut sepertinya akan mulai terkuak dengan beberapa temuan yang dihasilkan oleh para astronom. Misalnya saja, jumlah planet luar yang kini semakin bertambah, total telah mencapai 300 planet. Bahkan, para astronom tersebut telah berhasil mendapatkan pencitraan dari beberapa planet tersebut. Planet-planet tersebut pun memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang memiliki ukuran tiga kali lipat lebih berat dari bumi, planet dengan panas mencapai 4.000 derajat farenheit, dan tiga buah planet mirip bumi yang berjalan mengelilingi bintang.

2. Kehidupan di Mars

Planet merah (Mars) merupakan planet yang mendapatkan konsentrasi penuh dari para astronom. Bahkan mereka sampai membuat sebuah robot yang mampu menelusuri dataran Mars. Nasa Phoenix berhasil mendarat di Mars pada bulan Mei lalu. Dari sinilah diketahui bahwa planet Mars mampu dihidupi oleh manusia karena terdapat sumber air di dalamnya.

3. Dark Energy

Para ilmuwan kali ini dikejutkan dengan adanya energi misterius yang telah menjalar ke seluruh jagat raya dengan cepat. 'Kekuatan' misterius yang biasa disebut sebagai energi kegelapan ini telah ditemukan sekira 10 tahun lalu. Ilmuwan terus menerus berusaha untuk mencari tahu apa sebenarnya dark energy ini secepatnya. Pasalnya, diprediksi waktu yang tersisa tidak akan lama lagi, untuk menemukan teka-teki dark energy ini.

4. Black Hole

Black Hole merupakan suatu bentuk ketebalan yang akan mencengkeram apa saja yang ada di jagat, termasuk cahaya,. Meskipun bentuknya tidak terlihat namun para astronom yakin bahwa ini merupakan pertanda kehadiran sebuah objek besar yang akan mendekati bumi. Ukuran black hole ini diprediksi semakin membesar, dengan� berat 3,8 kali lebih besar dari matahari, serta berdiameter 15 mil. Sebuah simulasi komputer menunjukkan bahwa ketika dua black hole saling bersatu, energi yang dihasilkan akan membuat black hole lainnya terbentuk di luar galaksi.

Untuk pertama kalinya di tahun ini, para ilmuwan berhasil mendeteksi sebuah black hole yang memiliki kecepatan sekira 2.650 kilometer per second.

5. Terpecahkannya Misteri Merkurius

Planet Merkurius selalu menjadi misteri bagi para ilmuwan. Pada 14 Januari, NASA MESSENGER berhasil melakukan pendaratan pertamanya di Merkurius dan mengambil gambar-gambar yang ada mengenai topografi planet tersebut.

Asteroid kecil bisa disangka Serangan Nuklir

Picture













Asteroid-asteroid kecil yang memasuki atmosfer Bumi namun tidak pernah sampai jatuh ke tanah, ternyata dapat saja mendatangkan dampak mematikan.

Sebab, asteroid-asteroid tersebut mungkin dikira ledakan nuklir oleh negara-negara yang peralatannya tidak mampu menunjukkan perbedaan antara suatu benda angkasa dan rudal musuh, kata para ilmuwan AS.

Satu peristiwa seperti itu terjadi pada 6 Juni lalu, ketika satelit-satelit AS memberikan peringatan dini yang mendeteksi suatu kilatan cahaya di atas Mediterania (kawasan Laut Tengah).

Kilatan itu mengindikasikan adanya pelepasan energi besar seperti anergi bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, kata Brigadir Jenderal AD AS Simon Worden, di hadapan sidang DPR AS yang membahas isu ruang angkasa dan aeronautika, akhir pekan lalu.

Kilatan cahaya tersebut terjadi, ketika sebuah asteroid mungkin berdiameter 10 meter jatuh ke lapisan atmosfer Bumi, menghasilkan gelombang kejut yang akan mengguncang setiap kapal yang berlayar di kawasan tersebut dan mungkin menyebabkan kerusakan kecil, kata Worden.

Sedikit pemberitahuan diberikan mengenai peristiwa tersebut pada saat itu, tapi Worden mengatakan jika itu terjadi selama beberapa jam sebelumnya dan berlangsung di atas India dan Pakistan, akibatnya mungkin mengerikan.

''Menurut pengetahuan kami, tidak satu pun dari negara-negara itu memiliki sensor canggih yang dapat menentukan perbedaan antara objek dekat Bumi (NEO) alami, seperti asteroid, dan suatu ledakan nuklir,'' tambahnya.

619 Objek

''Kepanikan yang timbul di negara-negara bermusuhan yang masing-masing punya senjata nuklir bisa pecah dan menyulut perang nuklir yang kita hindari selama lebih dari separo abad,'' kata dia, pada sebuah komisi DPR yang menyidik risiko dari asteroid atau objek lain yang mungkin membentur Bumi.

''Pada saat Capitol Hill (Kongres AS) Putih sibuk membicarakan Presiden Saddam Hussein dan ancaman potensial Irak karena bisa menguasai senjata pemusnah massal, kita perlu mencatat bahwa ada objek-objek di luar angkasa yang mungkin mengarah ke Bumi, yang mengandung begitu banyak kekuatan destruktif sehingga membuat Saddam Hussein tampak menjadi faktor tidak berbahaya pada kehidupan kita,'' kata Dana Rohrabacher dari Partai Republik, California, yang menjabat sebagai ketua sidang itu, kepada peserta sidang.

Para pakar astronomi telah lama prihatin atas kerusakan akibat asteroid dan komet. Sejak 1998 NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa AS) telah mengidentifikasi 90 persen dari seluruh NEO - objek-objek berdiameter satu kilometer atau lebih - pada 2008.

Kepala bidang ilmu ruang angkasa NASA, Ed Weiler, mengatakan pada komisi tersebut bahwa para ilmuwan telah mengidentifikasi 619 objek yang diduga asteroid besar dan berbahaya, yang sekitar separo pakar astronomi yakin asteroid-asteroid itu ada di sekitar Bumi.

Jenis asteroid besar tersebut membentur Bumi beberapa kali setiap jutaan tahun, dan ketika itu terjadi, menyebabkan bencana regional.

Sebaliknya, asteroid berdiameter 4,8 kilometer yang disebut penyebab kiamat - seperti diyakini orang telah memusnahkan dinosaurus - membentur Bumi sekali setiap sepuluh juta tahun atau lebih.

Astronom Amerika Temukan Dunia Lain


Picture Astronom Amerika Temukan Dunia Lain Sejumlah astronom Amerika mengatakan, mereka menemukan dua lagi planet sebesar Neptunus yang mengitari bintang-bintang di luar sistem tata surya kita.

Mereka menyatakan, penemuan dunia terkecil yang terlihat mengitari bintang-bintang lain itu merupakan terobosan dalam penelitian tentang dunia-dunia lain dan kehidupan di luar angkasa.

Planet-planet itu hanya sekitar 15 kali lebih besar dari Bumi. Dunia yang sebelumnya dikenal adalah kelas Yupiter sekitar 318 kali lebih besar dari Bumi.

Satu dari planet baru itu berada dalam sistem empat planet pertama yang pernah ditemukan. "Kami hampir menemukan dunia sebesar Bumi yang sebenarnya," kata pemburu planet Geoff Marcy dari Universitas California.

Menggunakan teleskop di Hawaii, California, dan Texas, para astronom itu menemukan planet-planet sebesar Neptunus pertama di luar sistem tata surya kita.

Salah satu di antaranya mungkin hanya 14 kali massa Bumi, yang mungkin cukup kecil untuk memiliki permukaan padat dan temperatur yang mungkin mendatangkan kehidupan.

"Ukuran planet-planet itu agak aneh, namun kami tidak berpikir tentang massa Yupiter atau Saturnus, namun massa Bumi," kata Geoff Marcy.

Membingungkan

"Semua eksoplanet yang ditemukan sejauh ini sebagian besar gas-gas raksasa, namun planet-planet baru ini membingungkan - mereka mungkin berbentuk gas seperti Yupiter, namun planet-planet itu mungkin juga memiliki inti es batu dan tertutup gas hidrogen dan helium, seperti Neptunus, atau mereka mungkin kombinasi batu dan es, seperti Merkurius."

Profesor Marcy dan koleganya Paul Butler, dari Institut Carnegie Washington, serta Barbara McArthur dari Universitas Texas, ketua tim kedua, mengumumkan penemuan mereka pada konferensi pers NASA.

Dua halaman yang memerinci penemuan planet baru itu diserahkan ke The Astrophysical Journal Juli lalu dan diterima.

Deteksi planet di luar tata surya sebesar Neptunus, yang belum ditinjau dengan seksama dalam satu jurnal, diumumkan astronom Eropa pada 25 Agustus lalu.

Ketiga planet ini ditemukan dengan meneliti goyangan bintang itu yang disebabkan oleh tarikan gravitasi planet pada bintang saat mengitarinya. Tarikan tersebut menimbulkan geseran Doppler pada sinar yang dipancarkan bintang itu.

Para peneliti menyatakan planet-planet baru itu, meski besarnya hampir sama dengan Bumi, bentuknya sama sekali tidak mirip Bumi. Kedunya mengitari bintang-bintang mereka dalam beberapa hari dan sangat dekat saat terbakar pada bagian yang menghadap bintang itu.

Planet Keempat

Planet yang lebih kecil dari dua planet itu, dengan massa minimum 14 massa Bumi, ditemukan McArthur dan timnya di sekitar bintang 55 Cancri.

Itu merupakan planet keempat yang ditemukan di sekitar 55 Cancri, bintang kuning G yang letaknya hanya 41 tahun cahaya dari Bumi dalam konstelasi Cancer. "Mungkin ada planet-planet lain di sistem ini," kata McArthur.

Planet yang lebih besar, dengan ukuran minimum 21 kali massa Bumi, mengitari bintang merah M, Gliese 436, yang sekitar 50 kali lebih suram dibandingkan matahari kita dan terletak 33 tahun cahaya dalam konstelasi Leo.

Jika planet yang mengitari Gliese 436 itu memiliki sedikit atmosfer untuk menyebarkan panas, planet itu mungkin memiliki temperatur 377 derajat Celsius di sisi yang menghadap bintang. Di sisi itu, planet tersebut mungkin siang terus, dan saat temperaturnya puluhan derajat di bawah nol, planet itu akan mengalami malam terus.

Namun, temperatur di batas senja mungkin lebih nyaman, paling tidak dari perspektif Bumi, kata Marcy. "Bagian depan panas dan belakang mungkin dingin, namun daerah di antaranya mungkin memiliki temperatur moderat antara 0 dan 100 derajat Celsius," jelasnya.

Penemuan planet-planet terkecil secara bersamaan ini mungkin menunjukkan keberadaan mereka sudah biasa, tambah Marcy.(bbc-niek-46)

Satelit Pengamat Bumi Gagal Mengorbit



NASA
Roket Taurus XL yang membawa satelit Glory sebelum diluncurkan di Vandenberg Air Force Base, California, AS.

WASHINGTON Misi peluncuran satelit Glory milik NASA dinyatakan gagal setelah roket Taurus XL yang membawanya, Jumat (4/3/2011), gagal menempatkannya ke orbit. Hal tersebut disebabkan pelindung yang menutup bagian atas roket tidak terlepas seperti yang direncanakan pada saat tiga menit setelah diluncurkan.

Satelit yang dibangun dengan dana 424 juta dollar AS itu pun direlakan hancur dan jatuh di Samudra Pasifik. Ini merupakan kegagalan kedua yang dialami NASA untuk satelit yang dirancang melakukan pengamatan Bumi. Dua tahun lalu, satelit Orbiting Carbon Observatory (OCO) juga gagal mengorbit. Glory diluncurkan dari Vandenberg Air Force Base, California, AS.

"Kehilangan satelit Glory merupakan tragedi bagi pengetahuan soal iklim," ujar Bruce Wielicki, ilmuwan senior di Pusat Riset Langley milik NASA. Ia mengatakan, untuk membuat satelit yang sama dibutuhkan waktu tiga hingga tujuh tahun.

Satelit Glory sedianya digunakan untuk melakukan riset pemantauan di antariksa. Instrumen yang dibawanya akan melakukan pengukuran untuk memberi informasi bagi ilmuwan terkait bagaimana matahari dan partikel atmosfer yang disebut aerosol dapat memengaruhi iklim Bumi.

NASA dan Orbital Sciences Corp belum dapat memastikan pemicu gagalnya peluncuran tersebut. Sistem separasi pelindung satelit di bagian atas roket tersebut telah didesain ulang karena sempat gagal meluncurkan satelit. Pada beberapa peluncuran, sistem tersebut sukses, tapi ternyata kali ini gagal.

Misi Rahasia X-37B Kembali Diluncurkan



United States Air Force Pesawat X-37B

Militer Amerika Serikat meluncurkan misi berikutnya untuk program X-37B. Tujuan misi ini tidak diungkapkan AS.

Pesawat antariksa tanpa awak X-37B diluncurkan pada Jumat (4/3/2011) sore waktu AS. Angkatan Udara mengatakan bahwa misi pertama merupakan suatu kesuksesan. Mereka mengaku terlalu menghabiskan waktu untuk mengatur keberangkatan misi kedua yang melibatkan orbit berbeda.

Pesawat X-37B yang pertama, Orbital Test Vehicle 1 (OTV-1), diluncurkan pada 22 April 2010. X-37B didesain untuk meluncur dan mengorbit selama beberapa bulan dengan tenaga surya sebagai bahan bakar.

Kali ini, pesawat yang digunakan adalah OTV-2. Misi OTV-2 adalah sebuah rahasia, tapi Angkatan Udara mengatakan, mereka harus membantu para peneliti untuk mendemonstrasikan teknologi terbaru mereka, seperti petunjuk, sistem navigasi, dan material baru yang digunakan.

Beberapa pengamat ruang angkasa berpendapat bahwa X-37B merupakan alat mata-mata. Tak lama setelah OTV-1 diluncurkan, astronom amatir melihat X-37B di koordinat 40 derajat Lintang Utara dan 40 derajat Lintang Selatan. Koordinat ini merupakan titik letak negara konflik, seperti Irak, Iran, Afganistan, Pakistan, dan Korea Utara. OTV-2 berjarak sekitar 255 mil dari permukaan bumi dan mengorbit setiap 90 menit sekali.